Sabtu 26 Mar 2022 22:16 WIB

ETWG 1 Bawa Isu Energi Bersih ke Forum Puncak G20

Akselerasi transisi energi menjadi salah satu fokus G20

Rep: Intan Pratiwi / Red: Nashih Nashrullah
G20 (ilustrasi). Akselerasi transisi energi menjadi salah satu fokus G20
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
G20 (ilustrasi). Akselerasi transisi energi menjadi salah satu fokus G20

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Sidang 1st Energy Transitions Working Group (ETWG) sebagai task force transisi energi membahas isu aksesibilitas energi, peningkatan teknologi energi bersih, dan peningkatan pembiayaan energi. 

Chair ETWG, Yudo Dwinanda Priaadi, melaporkan komitmen bersama mencapai Net Zero Emission (NZE) sekaligus merealisasikan target tujuan pembangunan (Sustainable Development Goals/SDGs) pada 2030. 

Baca Juga

"Anggota G20 menyatakan pentingnya memiliki rencana bersama yang jelas dan ambisius untuk mencapai SDGs 2030. Untuk mencapai hal ini, kerjasama dan kemitraan teknologi sangat penting," kata Yudo di Yogyakarta, Sabtu (26/3/2022). 

Anggota G20, sambung Yudo, tengah memperkuat pentingnya keamanan dan ketahanan rantai pasok energi di tengah tantangan ketidakpastian pasar ekonomi global. 

"Sangat penting bagi G20 untuk bekerja sama mengembalikan kondisi pasar yang lebih stabil serta memodernisasi tata kelola pasar energi untuk menjamin keamanan energi dan proses transisi energi," jelasnya. 

Transisi energi yang inklusif dan adil (just transitions) juga mendapat perhatian penuh selama sidang ETWG. Semua jenis teknologi dan bahan bakar penting untuk dipertimbangkan dalam mengakselerasi transisi energi sekaligus mempertimbangkan manfaat ekonomi. 

Presidensi G20 juga berkomitmen dan berkoordinasi merumuskan permasalahan aksesibilitas dan peningkatan teknologi. "Ini akan membantu anggota G20 untuk memprioritaskan aksi dalam meningkatkan investasi, mempercepat kemajuan teknologi dan mengamankan akses dan transisi dalam konteks yang beragam," kata Yudo. 

Yudo mengungkapkan rencana aksi G20 dalam memperluas kerja sama internasional. Salah satu yang menjadi sorotan adalah teknologi dekarbonisasi pembangkit. 

"Indonesia sebagai Presiden G20 ingin mengidentifikasi area kerja sama baru. Kami sepakat teknologi untuk mendekarbonisasi sektor pembangkit tenaga listrik dan industri lain itu sangat penting dan harus menjadi rencana aksi utama sebagai pemenuhan komitmen para pemimpin," tuturnya. 

Tak kalah pentingnya, rencana aksi G20 juga akan menekankan pentingnya memobilisasi pendanaan transisi energi, di samping prioritas pada aksesibilitas dan teknologi. 

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang pentingya pendanaan dalam akselerasi transisi energi, dan G20 menjadi forum penting untuk memobilisasi kebutuhan tersebut. 

Tanpa adanya dukungan penuh seluruh pemangku kepentingan untuk menyediakan pendanaan, transisi energi tidak dapat on track. 

Semua negara G20 sepakat bahwa ETWG harus menghasilkan deliverable yang lebih konkrit. Indonesia memaparkan rencana kerja ETWG yang disambut baik oleh seluruh delegasi. 

Hasil sidang ETWG-1 akan ditinjau perkembangannya pada pertemuan ETWG ke-2 bulan Juni 2022 di Labuan Bajo. "Harapannya pada saat ETWG-3 bulan September di Bali, kami akan menyepakati output dan komunike Menteri Energi G20," tutup Yudo.   

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement