Ahad 27 Mar 2022 03:47 WIB

Distributor Minyak Goreng Curah Cirebon Akui Pasokan Berkurang

Distributor tidak daat memenuhi pasokan minyak goreng curah ke wilayah cakupannya.

Distributor minyak goreng curah yang berada di Kota Cirebon, Jawa Barat, mengakui pasokan minyak berkurang drastis.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Distributor minyak goreng curah yang berada di Kota Cirebon, Jawa Barat, mengakui pasokan minyak berkurang drastis.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Distributor minyak goreng curah yang berada di Kota Cirebon, Jawa Barat, mengakui pasokan minyak berkurang drastis. Ini terjadi setelah pemerintah menetapkan adanya harga eceran tertinggi (HET).

"Saya biasanya mendapatkan pasokan minyak goreng curah sehari delapan tangki, kini hanya dapat dua tangki saja," kata Direktur PT Maju Jaya Kekal Abadi distributor minyak goreng curah Cirebon Feri Harianto di Cirebon, Sabtu (26/3/2022).

Baca Juga

Feri mengakui setelah pemerintah menetapkan HET untuk minyak goreng, pasokan minyak turun drastis. Biasanya ia mendapatkan enam sampai delapan tangki, tetapi kini hanya dua tangki.

Dengan turunnya pasokan tersebut, lanjut Feri, pihaknya tidak bisa lagi menyuplai pasokan minyak ke daerah yang berada di wilayah Cirebon yang terdiri dari Kabupaten/Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan. Karena untuk Kota Cirebon saja minyak goreng curah yang dimiliki langsung terjual habis dalam sehari, dan bahkan banyak pedagang yang harus mengantre.

"Pasokan kita sangat kurang, makanya tidak bisa mencukupi kebutuhan. Untuk itu terpaksa pembeliannya saya batasi hanya 50 kilogram per orang," tuturnya.

Sebelum adanya HET, kata Feri dalam sehari pihaknya bisa mendistribusikan minyak goreng curah mencapai 80 ton, namun saat ini hanya tersedia 18 ton saja. Feri menambahkan sebelum adanya HET, pasokan minyak goreng curah sangat lancar, tidak seperti saat ini, karena banyak perusahaan yang tidak lagi menyuplai.

Sementara pedagang warung kelontong Kosim, mengaku lebih baik harga kembali seperti biasa, tidak ada lagi HET, karena sangat menyusahkan untuk mendapatkannya. "Sekarang kalau yang kemasan setelah HET dicabut langsung banyak di pasaran, mending mahal dari pada langka dan susah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement