Jumat 25 Mar 2022 07:37 WIB

Kang Emil Wisuda 1.249 Petani Milenial Jawa Barat di IPB

Mereka yang diwisuda berlatar belakang psikologi, sastra, mahasiswa, hingga seniman.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jawa Barat (Jabar), M Ridwan Kamil alias Kang Emil mewisuda 1.249 petani milenial di IPB, Kabupaten Bogor, Kamis (24/3/2022).
Foto: @ridwankamil
Gubernur Jawa Barat (Jabar), M Ridwan Kamil alias Kang Emil mewisuda 1.249 petani milenial di IPB, Kabupaten Bogor, Kamis (24/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 1.249 petani milenial angkatan I Program Petani Milenial diwisuda Gubernur Jawa Barat (Jabar), M Ridwan Kamil alias Kang Emil secara luring dan daring di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Dramaga, Kabupaten Bogor, Kamis (25/3/2022). "Setelah satu tahun dimulai 20 Maret 2021, hari ini dari sekian banyak yang mengikuti Program Petani Milenial diwisuda 1.249 orang," ujar Kang Emil.

Dia tak memungkiri, selama perjalanan selama setahun, banyak terjadi dinamika, hingga menyebabkan sebagian petani milenial tidak cukup berhasil. Seperti adanya kendala akses ke perbankan karena tak memenuhi persyaratan, salah komoditas, hingga gagal panen. Meski begitu, sambung dia, sebanyak 1.249 petani milenial yang diwisuda membuktikan konsistensi dan pantang menyerah.

"Mengapa segini, artinya ada yang berhasil ada yang tidak karena menyerah di perjalanan, urusan akses ke perbankantidak memadai, ada yang salah komoditas, dan gagal panen. Tapi yang berhasil ini membuktikan mereka konsisten," tutur Kang Emil.

Mereka yang mengikuti wisuda adalah peserta program yang memiliki pendapatan minimal setara upah minimum kabupaten/kota di lokasi usaha. Berbagai macam latar belakang peserta yang ikut dalam program itu hingga inaugurasi. Mulai dari mereka yang berlatar belakang keluarga petani, juga ada sarjana nonpertanian, seperti psikologi, sastra, mahasiswa, dosen, seniman, maupun ibu rumah tangga.

Peserta yang diwisuda sebagian besar peserta laki-laki 88 persen, sedangkan perempuan 12 persen. Dari kategori umur, untuk usia 19-24 tahun 19 persen, usia 25-29 tahun 26 persen, dan paling banyak peserta di usia 30-39 tahun yang mencapai 55 persen. Kang Emil menegaskan, petani milenial bukan program karpet merah yang secara instan bisa langsung menghasilkan keuntungan tanpa rintangan.

Program itu diibaratkan pendakian gunung yang harus selalu didampingi pemerintah lewat pelatihan, anggaran, lahan, teknologi sampai pemasaran. "Saya bilang program ini bukan program karpet merah yang bisa langsung sukses, melainkan program mendaki gunung yang didampingi pemerintah melalui pelatihan, anggaran, lahan, peralatan, dan pemasaran," kata Kang Emil.

Kendati demikian, Kang Emil optimistis pada tahun berikutnya jumlah petani milenial yang berhasil dan diwisuda akan semakin bertambah. Tentunya dengan diiringi evaluasi di sektor yang kurang. "Jadi ada keberhasilan ada juga kekurangsempurnaan yang terus kita perbaiki. Tapi saya optimistis, boleh dicek dengan provinsi lain yang paling produktif melahirkan anak muda kembali bertani di desa adalah Jabar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement