Kamis 24 Mar 2022 18:51 WIB

Mahasiswa Unhas Raih Medali Emas Lewat Inovasi Pendingin Holtikultura

Teknologi ini tak menggunakan freon sebagaimana mesin pendingin lain seperti kulkas.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Lima mahasiswa Universitas Hasanuddin yang program studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian berhasil meraih medali emas dalam ajang Youth International Science Fair (YISF) 2022.
Foto: Unhas
Lima mahasiswa Universitas Hasanuddin yang program studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian berhasil meraih medali emas dalam ajang Youth International Science Fair (YISF) 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delegasi mahasiswa program studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil meraih medali emas dalam ajang Youth International Science Fair (YISF) 2022. Ajang tersebut diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association yang berkolaborasi dengan BUCA IMSEF Turkey.

"Hal ini (mengikuti kompetisi) merupakan bagian dari kepedulian terhadap isu food-loss, salah satu penyebab kerugian terbesar sektor pertanian terutama pada tahapan pascapanen," ujar salah satu mahasiswa Unhas yang meraih medali emas, Matthew Khosuma, dalam siaran pers, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga

Mahasiswa prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Unhas angkatan 2019 itu menjelaskan, kompetisi tersebut juga menjadi media pengembangan keilmuan dan penyaluran ide serta gagasan untuk berbagai permasalahan bangsa. Dalam kompetisi yang berlangsung pada Senin (14/3/2022) tersebut, Matthew dan timnya menjelaskan penelitian terkait "Application of ZECC in Agricultural Center Areas in Maintaining the Quality of Post-Harvest Horticultural Commodities". Penelitian itu merupakan inovasi baru untuk pendingin komoditas hortikultura yaitu Zero Energy Cool Chamber (ZECC).

Inovasi itu dapat memperpanjang umur simpan dengan biaya yang murah, tidak perlu menggunakan listrik serta ramah lingkungan. Teknologi ini tidak menggunakan freon sebagaimana mesin pendingin lainnya sepertu kulkas. Teknologi pendingin ZECC mudah didapatkan oleh petani untuk mendukung hasil panen yang berkualitas.

Matthew mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi dalam persiapan lomba ini adalah menyesuaikan jadwal. Ia dan timnya harus mengatur waktu agar tidak mengganggu jadwal perkuliahan yang cukup padat. Kondisi pandemi juga membuat ruang gerak dalam mengikuti kegiatan ini sedikit terbatas. "Namun, semua bisa teratasi dengan baik melalui kerja sama tim," jelas Matthew.

Matthew dan tim berharap, penggunaan teknologi ZECC sebagai penyimpanan hasil pertanian dapat lebih dikenal dan dikembangkan pada masyarakat luas, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan maupun wilayah sentral pertanian lainnya di Indonesia.

YISF merupakan kompetisi tingkat internasional dan menjadi wadah bagi para peneliti muda dunia untuk menyalurkan ide kreatif dan inovatif dalam bentuk karya tulis. Dalam ajang ini, sebanyak 459 tim yang berasal dari 21 negara terlibat di dalam kompetisi.

Selain Matthew, timnya terdiri atas empat orang lainnya, yakni Muhammad Hanif Muflih, Annisa Batara, Indah Pratiwi Roslan, dan Kartika Leatemia. Mereka menerima pengumuman hasil lomba pada Kamis (17/03/2022) lalu.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement