Tutup IPU ke-144, Puan Serukan 'All For One, One For All'

Berbagai isu soal perubahan iklim, isu perdamaian, dan ancaman krisis telah dibahas

Kamis , 24 Mar 2022, 17:32 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani saat memberikan sambutan dalam Diskusi Panel WHO yang digelar di sela-sela 144th Assembly of the Inter Parliamentary Union (IPU) di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Selasa (22/3/2022).
Foto: Dok. DPR RI
Ketua DPR RI Puan Maharani saat memberikan sambutan dalam Diskusi Panel WHO yang digelar di sela-sela 144th Assembly of the Inter Parliamentary Union (IPU) di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Selasa (22/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Ketua DPR RI Puan Maharani resmi menutup Sidang Majelis Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144. Di hadapan anggota parlemen dunia, Puan menyerukan agar parlemen  dapat mewariskan kepada generasi muda, agar lebih cinta pada lingkungan hidup, cinta damai, dan cinta pada kemanusiaan.

"All for one, One for all. Kita semua memiliki komitmen yang sama untuk semua orang," kata Puan dalam pidato penutupannya, di BICC, Nusa Dua, Bali, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga

Puan menuturkan sejak dibukanya IPU pada 20 Maret 2022 lalu, berbagai isu terkait perubahan iklim, isu perdamaian, dan ancaman krisis telah menjadi pembahasan dalam rangkaian kegiatan IPU ke-144. Berbagai diskusi, dalam upaya mencari solusi atas berbagai tantangan dan permasalahan tersebut dilakukan.

"Melalui dialog dan diskusi, kita bersama telah berusaha memahami posisi antar negara, satu sama lainnya, menjembatani perbedaan, dan mencari solusi yang dapat diterima kita bersama," ujarnya.

Puan mengatakan, melalui Majelis IPU ke-144 ini, IPU telah menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa parlemen telah mendorong kerja sama internasional dalam mempromosikan solidaritas global. Kemudian parlemen juga menjawab tantangan dan masalah global melalui agenda kerja bersama secara global dan di masing-masing negara.

"Parlemen, telah menegaskan pentingnya bukan sekedar untuk membuat komitmen, namun melakukan aksi nyata dalam setiap komitmen bersama mengatasi masalah global," tuturnya.

Puan juga mengajak parlemen untuk memulai aksi nyata dengan mengambil langkah kecil. Semua negara harus menterjemahkan komitmen menjadi aksi nyata di lapangan. "Perubahan iklim, perlu dukungan kuat untuk melakukan upaya mitigasi dan adaptasi. Dukungan terhadap pembiayaan iklim bagi negara berkembang sebesar 100 miliar dolar Amerika Serikat harus segera dipenuhi.

IPU juga menghasilkan dua resolusi dalam menjawab tantangan kondisi saat ini, yaitu hasil resolusi Standing Committee on Peace and Security yang menekankan kembali pentingnya prinsip-prinsip yang tertuang dalam piagam PBB serta peran parlemen dalam mempromosikan rekonsiliasi, dan stabilitas di wilayah konflik. Serta resolusi di Standing Committee on Sustainable Development mengajak parlemen untuk terus meningkatkan peran teknologi komunikasi dan informasi di dunia Pendidikan.

"Sedangkan emergency item telah menyepakati dokumen yang menggarisbawahi peran dialog dan diplomasi parlemen. Kita menyerukan mediasi dan penyelesaian perang di Ukraina. Resolusi ini juga merekomendasikan pembentukan task force untuk implementasi dan tindak lanjut," katanya.