Kamis 24 Mar 2022 15:29 WIB

Strategi Investasi di Tengah Momentun Pertumbuhan Pasar Asia

Sektor unggulan investasi di Asia, yaitu IT, energi terbarukan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi investasi.
Foto: Pixabay
Ilustrasi investasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar finansial Asia diproyeksikan akan tumbuh positif pada tahun ini. Di tengah volatilitas global, pasar Asia diperkirakan akan menawarkan kinerja yang lebih resilien didukung oleh sejumlah faktor, yaitu akselerasi pertumbuhan ekonomi Asia, pertumbuhan laba emiten yang solid, serta valuasi pasar pada level yang relatif atraktif. 

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Krizia Maulana menjelaskan kawasan Asia Pasifik memiliki potensi pertumbuhan struktural yang menarik dan pertumbuhan dalam jangka panjangnya juga layak dicermati. Seiring dengan potensi pertumbuhan di Asia Pasifik, sejumlah sektor unggulan ikut tumbuh di kawasan ini, yaitu IT, energi terbarukan, dan kendaraan listrik. 

Baca Juga

"Sektor-sektor ini dipandang memiliki potensi besar di tengah arah kebijakan dunia yang semakin mengadopsi teknologi digital serta energi terbarukan dan kendaraan listrik. Asia memiliki sejumlah perusahaan yang menjadi market leader dunia dan berperan penting dalam sektor-sektor tersebut," kata Krizia, Kamis (24/3/2022).

Semantara itu, pasar finansial Indonesia ikut bertumbuh seiring dengan pertumbuhan pasar finansial Asia. Di tengah tren normalisasi ekonomi global, Indonesia diperkirakan akan mengalami akselerasi pertumbuhan, seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan meningkatnya vaksinasi.  

Perekonomian sudah mulai menunjukkan sinyal perbaikan di 2021 dimana pertumbuhan PDB kuartal keempat tahun 2021 tumbuh 5 persen yoy. Momentum pemulihan ini diperkirakan masih terus berlanjut dengan akselerasi pertumbuhan di semester kedua tahun 2022. 

Optimisme pemulihan aktivitas ekonomi, fundamental ekonomi yang semakin baik, posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas yang memberikan efek lindung nilai dari kenaikan harga komoditas, serta stabilitas nilai tukar rupiah mendorong masuknya aliran dana asing di pasar saham Indonesia.

Di tengah kondisi saat ini, menurut Krizia, investor dapat mengembangkan dananya dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan di pasar Asia dan Indonesia. "Investor dengan pola pikir forward looking dapat memanfaatkan peluang investasi di reksa dana saham, dengan tetap mencermati risiko saat ini dan menangkap peluang dalam jangka panjang," kata Krizia.

Salah satu contoh reksa dana saham yang menangkap peluang di pasar Asia Pasifik adalah Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF). Portofolio MANSYAF terdiri dari saham-saham perusahaan Asia berskala global dengan pendapatan mancanegara, sehingga outlook kinerjanya tidak dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi di negeri asalnya. Sedangkan contoh reksa dana saham di pasar domestik adalah Manulife Saham Andalan (MSA).

Krizia mengatakan pasar saham di Asia Pasifik dan Indonesia memiliki peluang investasi yang menarik. Seperti halnya pada setiap pilihan investasi, investor tetap harus menyesuaikan pilihan investasinya dengan profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu investasi masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement