Kamis 24 Mar 2022 12:44 WIB

Penyaluran Bansos Kartu Sembako di Palembang Capai 96,6 Persen 

Penyaluran door to door untuk penerima pada kondisi sakit, lansia, dan disabilitas.

Lansia penerima bansos terbaring ujur: Percepatan penyaluran dana bantuan program kartu sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos) terus dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero).
Foto: Istimewa
Lansia penerima bansos terbaring ujur: Percepatan penyaluran dana bantuan program kartu sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos) terus dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Percepatan penyaluran dana bantuan program kartu sembako dari Kementerian Sosial (Kemensos) terus dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero). Di Kota Palembang, Sumatera Selatan, penyaluran telah mencapai 96,6 persen.

"Di Palembang sudah 96,6 persen, artinya dengan jangka waktu yang cukup singkat kita bisa menyelesaikan dengan baik. Kita menggerakkan 300 personel melibatkan TKSK, PSM. Kita juga kerja sama dengan para lurah untuk berkoordinasi," ujar Executive General Manager KCU Palembang, Yessi Agustianti dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/3/2022).

Executive General Manager KCU Palembang, Yessi membawahi kantor pos se-Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Dia bertanggung jawab terhadap penyaluran bansos kepada 546.666 keluarga penerima manfaat (KPM), tersebar di delapan kantor pos. 

"Yang terbanyak adalah KPM di Palembang, yaitu 225.532 jiwa," katanya.

Pos Indonesia menyalurkan dana program kartu sembako melalui tiga metode, yaitu diambil langsung di Kantor Pos, disalurkan melalui komunitas, atau diantarkan langsung ke rumah KPM (door to door).

"Penyaluran di Kota Palembang berjalan lancar. Penyaluran door to door hanya untuk penerima yang dalam kondisi sakit, usia lanjut, dan disabilitas. Kami menyediakan 40 titik pembayaran di Palembang dengan lokasi cukup luas. Sehari bisa menampung 3 ribu KPM. Selain itu ada delapan titik komunitas yang kita datangi," ucap Yessi.

 

photo
Executive General Manager KCU Palembang, Yessi Agustianti. - (Istimewa)

 

Mengenai dana bansos yang diterima KPM, disebutkan Yessi sebanyak Rp600 ribu untuk tiga bulan sekaligus, yaitu Januari, Februari, dan Maret (per bulan Rp200 ribu).

"Dana diterima KPM Rp600 ribu tanpa potongan apapun. Bebas belanja di mana pun. Kita imbau untuk membelanjakan sembako, tapi tidak kita mengarahkan untuk berbelanja di toko tertentu," kata Yessi, tegas.

Dalam menyalurkan dana bansos, petugas tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). "Petugas dipersiapkan dengan masker, faceshield, sarung tangan. Di meja petugas disiapkan handsanitizer. KPM juga wajib pakai masker dan jaga jarak. Kami mematuhi imbauan Satgas Covid-19 dan sesuai aturan prokes," ucap Yessi.

Salah satu juru bayar KCU Palembang, Toto Suprapto, mengungkapkan tantangan yang dihadapinya saat mengantarkan bansos yaitu kendala jarak dan menempuh wilayah perairan. 

"Saya sebagai mandor antaran ditugaskan mengantar bansos ke rumah penerima di wilayah perairan. Kami antarkan karena penerima jauh untuk menjangkau ke kantor pos. Saya mengantar untuk 20-30 KPM. Dana kita serahkan setelah mencocokkan nomor NIK dengan data yang tercantum di danom," ucap Toto.

Menjalani tugas mengantar dana bansos ke rumah KPM, Toto acap kali mengalami momen haru.

"Banyak penerima yang sangat berharap bisa terima bantuan. Kebanyakan mereka lansia. Mereka sangat perlu uang itu untuk beli sembako, obat," ujarnya.

Hal itu diamini oleh salah satu KPM, Nuraini, warga Kelurahan Talang Putri, Kecamatan Plaju, Palembang. Dia sampai menangis haru saat menerima uang bansos yang diantarkan langsung ke rumahnya.

"Terima kasih banyak. Saya sampai nangis sedih, bantuan diantarkan ke rumah malam-malam. Namanya saya orang susah, senang sekali dapat bantuan," kata Nuraini yang telah berusia lanjut.

Dana bansos senilai Rp600 ribu sangat membantu Nuraini untuk menopang kehidupan. Sebab, pekerjaan sehari-hari hanya kerja serabutan, tak mencukupi.

"Saya kerja serabutan mencari genjer, udang. Dapat uang Rp10 ribu-Rp15 ribu sehari. Hidup saya susah. Kadang ada beras, tapi tidak ada lauknya," tuturnya. 

Uang bansos program kartu sembako senilai Rp600 ribu yang diterima Nuraini dibelanjakan sembako dan untuk biaya makan sehari-hari.

Kondisi serupa dialami oleh KPM lainnya, Erni, warga Delapan Ilir Kota Palembang. "Saya sehari-hari kerja menjahit, suami kerja serabutan.  Saya dapat bansos tunai Rp600 ribu. Alhamdulillah, senang bisa dapat bantuan, bisa untuk belanja dan bayar sekolah. Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah atas bantuannya," kata Erni.

Dalam menerima dana bansos, KPM bisa diwakilkan oleh anggota keluarga yang berada di dalam satu kartu keluarga. Kondisi ini dialami oleh CH Kalmiatun. Usia lanjut membuatnya tak mampu mengambil bantuan. Dia didampingi anak, Anna Miz Suzanna.

"Orang tua saya sudah usia lanjut. Ibu saya dulu enggak pernah dapat bantuan. Kehidupan sehari-hari saya sebagai guru swasta. Saya mencari informasi dan berkat bantuan dari murid di Dinas Sosial, saya bisa mengurus data ke RT.

Kami akhirnya terima bansos, diantar ke rumah karena ibu sudah lansia. Uang bantuan ini digunakan untuk kebutuhan ibu berupa makanan, susu, dan sembako," ujar Anna.

Bahagia dan syukur tak hanya dikecap oleh KPM. Pegadang sembako pun ikut bersuka cita. Sebab, KPM membelanjakan sembako di warung mereka, meski tanpa paksaan.

"Saya senang masyarakat penerima bantuan berbelanja di toko saya. Harapan saya, semoga masyarakat terbantu  dengan adanya bantuan dari pemerintah," tutur Azzahra Nadia Putri, pemilik warung di Plaju, Kota Palembang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement