Kamis 24 Mar 2022 03:53 WIB

Pertemuan G-20 Jadi Ajang Kerja Sama Membuat Vaksin Global

Saat ini pengembangan vaksin mRNA hanya terjadi di negara-negara maju.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Vaksin Covid-19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 ini sangat strategis. Menurut dia, forum ini akan memberikan suatu percontohan yang nyata dan komprehensif untuk recovery global.

Dari sektor kesehatan fokus utama adalah terkait dengan memperkuat arsitektur kesehatan global dengan 3 sub isu prioritas. Tiga isu tersebut terdiri dari pembangunan sistem ketahanan kesehatan global, harmonisasi standar protokol kesehatan global. Kemudian pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan, persiapan,  respons terhadap krisis kesehatan yang akan datang.

Baca Juga

Terkait pengembangan pusat studi serta manufaktur untuk pencegahan persiapan dalam merespon terkait krisis kesehatan yang akan datang, lanjut Nadia, adanya pertemuan G20 memungkinkan pengembangan yang lebih cepat terhadap penemuan vaksin mRNA dan juga vaksin yang lebih murah, aman, untuk merespon suatu kondisi pandemi.

 

“Akan tetapi saat ini pengembangan vaksin mRNA hanya terjadi di negara-negara maju,” katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Rabu (23/3).

 

Untuk bersiap menghadapi pandemi berikutnya, kata Nadia, setiap negara harus memiliki akses yang setara terhadap vaksin, terapeutik dan diagnostik. Sebagai tambahan, praktik terbaik sangat dibutuhkan pada masa pandemi untuk memperkuat jaringan kolaborasi dan jejaring antar para ahli, dan antar ilmuwan pada sektor kesehatan masyarakat.

 

“Maka dari itulah menjadi sangat penting untuk menetapkan suatu perusahaan manufaktur regional dan pusat sebagai kolaborasi riset. Tanpa ada komitmen politik yang kuat untuk membangun sistem kesehatan global yang lebih kuat maka negara akan mengalami kesulitan untuk keluar dari situasi sulit sebagai dampak pandemi COVID-19,” tutur  Nadia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement