Rabu 23 Mar 2022 19:19 WIB

Zelenskyy Desak Jepang dan Negara-Negara Asia Tambah Sanksi ke Rusia

Zelenskyy meminta Jepang dan negara-negara Asia lainnya menambah sanksi ke Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy meminta Jepang dan negara-negara Asia lainnya menambah sanksi ke Rusia atas invasinya ke Ukraina
Foto: AP/Ukrainian Presidential Press Off
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy meminta Jepang dan negara-negara Asia lainnya menambah sanksi ke Rusia atas invasinya ke Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy meminta Jepang dan negara-negara Asia lainnya menambah sanksi ke Rusia atas invasinya ke Ukraina. Hal ini ia sampaikan dalam pidato melalui tautan video di parlemen Jepang.

Zelenskyy mendorong agar Jepang memberlakukan embargo nasional pada perdagangan dengan Rusia. Ia juga meminta perusahaan-perusahaan Jepang menarik diri dari pasar Rusia.

Baca Juga

"Saya meminta negara-negara Asia dan mitra kalian untuk menyatukan usaha mereka sehingga Rusia mencari perdamaian dan menghentikan tsunama brutal invasi ke negara kami," kata Zelenskyy, Rabu (23/3/2022).

Ia menambahkan sudah 28 hari lebih "ribuan rakyat, termasuk 121 anak-anak" tewas terbunuh. Sekitar sembilan juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

"Rakyat kami bahkan tidak dapat mengubur kerabat, teman dan tetangga mereka yang tewas dibunuh dengan benar, mereka harus dimakamkan di lapangan gedung-gedung yang hancur, di sebelah jalan," kata Zelenskyy.

Zelenskyy juga tampil melalui video di depan parlemen Italia, Selasa (22/3/2022) kemarin. Ia mendesak Italia meningkatkan sanksi terhadap Rusia dan menyita lebih banyak lagi aset milik Putin dan orang-orang dekatnya. Menurut Zelenskyy, itu adalah cara untuk mendorong Rusia ke meja perundingan dan mengakhiri perang.

Ia juga telah berbicara dengan Paus Fransiskus melalui telepon, Paus mendukung hak Ukraina untuk mempertahankan diri.

Menurut Zelenskyy, keamanan Eropa terancam jika Rusia terus mendesak maju. Ia mengingatkan, pengiriman gandum dan biji-bijian ke negara berkembang akan terancam karena petani Ukraina tidak bisa memanen ladang mereka.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement