Rabu 23 Mar 2022 23:45 WIB

Shanghai Bantah Rumor Penguncian karena Lonjakan Kasus Covid-19

Wabah terbaru di Shanghai itu tetap terhitung kecil menurut standar glob

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Penumpang yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona beristirahat di bangku saat mereka menunggu kereta mereka di dalam stasiun kereta bawah tanah di Shanghai, Cina, Minggu, 29 Agustus 2021.
Foto: AP/Andy Wong
Penumpang yang mengenakan masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona beristirahat di bangku saat mereka menunggu kereta mereka di dalam stasiun kereta bawah tanah di Shanghai, Cina, Minggu, 29 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pihak berwenang di kota Shanghai, China membantah desas-desus tentang penguncian seluruh kota setelah tercatatnya peningkatan tajam enam hari berturut kasus Covid-19. Wabah terbaru di pusat komersial China itu tetap terhitung kecil menurut standar global.

Namun demikian kampanye pengujian terlihat masif karena kebijakan 'nol-toleransi' China dalam membasmi gejolak virus sekilat mungkin. Kasus Covid-19 lokal baru setiap hari mendekati 1.000 di Shanghai pada Selasa (22/3/2022) waktu setempat.

Pihak berwenang berjanji untuk tetap menggunakan pendekatan tracing untuk menyaring lingkungan satu per satu, daripada menutup seluruh kota. Tapi, desas-desus penguncian mengemuka.

Hal ini memicu panic buying pada Selasa malam. Slot pada aplikasi pengiriman "Freshhippo" Alibaba pun habis satu menit setelah tengah malam.

"Tolong jangan percaya dan menyebarkan desas-desus," kata pemerintah kota di situs mikroblog Weibo.

Di seluruh kota, sementara beberapa kompleks dibuka, yang lain ditutup selama beberapa hari lagi untuk mencoba menghilangkan rantai transmisi. Beberapa warga mengatakan mereka akan terkena kebijakan penguncian selama dua minggu setelah tetangga dinyatakan positif.

Seorang warga yang memposting di Weibo dengan nama pengguna "Zhang Fan's Viewpoint" mengatakan pihak berwenang mungkin juga mengunci kota dan mengakhiri ketidakpastian yang disebabkan oleh penguncian 48 jam untuk pengujian yang sering diperpanjang.

"Ini tak terbatas 48 jam plus 48 jam plus 48 jam ini lebih mungkin menyebabkan orang biasa kehilangan kendali emosinya, dan akan lebih baik untuk langsung memberi tahu enam hari, delapan hari, atau bahkan 14 hari," kata warga.

Pejabat kesehatan kota Wu Jinglei mengatakan beberapa jalan dan kompleks perumahan telah dibuka setelah pengujian. Namun beberapa daerah menghadapi putaran lain pada Rabu dan Kamis, karena fokus upayanya menyempit.

Shanghai menggunakan dua stadion sebagai fasilitas karantina untuk kasus-kasus ringan dan tanpa gejala. Sementara itu, sejumlah stasiun kereta bawah tanah juga menangguhkan operasi pada Rabu mengutip kendali Covid-19 pemerintah.

Data dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) menunjukkan kotamadya melaporkan 977 infeksi tanpa gejala yang ditularkan di dalam negeri untuk Selasa, naik dari 865 sehari sebelumnya. NHC juga melaporkan empat kasus lokal dengan gejala yang dikonfirmasi, yang dihitung Cina secara terpisah, turun dari 31 sehari sebelumnya.

Cina Daratan melaporkan 2.591 kasus yang ditularkan secara lokal dengan gejala yang dikonfirmasi pada Selasa. Angka ini lebih tinggi, dibandingkan 2.281 sehari sebelumnya. Jumlah kasus asimtomatik lokal baru mencapai 2.346 dibandingkan dengan 2.313 sehari sebelumnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement