Rabu 23 Mar 2022 22:05 WIB

Gambia: Operasi Anti-Separatis Senegal Paksa 6.000 Orang Mengungsi

Terjadi bentrokan antara pasukan Senegal dan Separatis dekat perbatasan Gambia

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Gambia mengatakan lebih dari 6.000 masyarakat Gambia dan Senegal terpaksa mengungsi karena bentrokan antara pasukan Senegal dan Separatis dekat perbatasan Gambia pada awal bulan ini. / Ilustrasi
Foto: AP Photo/Jerome Delay
Pemerintah Gambia mengatakan lebih dari 6.000 masyarakat Gambia dan Senegal terpaksa mengungsi karena bentrokan antara pasukan Senegal dan Separatis dekat perbatasan Gambia pada awal bulan ini. / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANJUL -- Pemerintah Gambia mengatakan lebih dari 6.000 masyarakat Gambia dan Senegal terpaksa mengungsi karena bentrokan antara pasukan Senegal dan Separatis dekat perbatasan Gambia pada awal bulan ini.

Pada 13 Maret militer Senegal melancarkan operasi serangan pada pemberontak di Casamance. Daerah perbatasan antara Gambia dan Senegal.

Pada Rabu (23/3/2022) Badan Pengelolaan Bencana Nasional Gambia mengatakan pertempuran memaksa 691 orang di Casamance menyeberang dan mencari perlindungan sebagai pengungsi di Gambia. Negara kecil yang dihuni sekitar 2 juta orang.

Sementara 5.626 jiwa di Gambia terpaksa mengungsi karena peluru-peluru dari Senegal menerjang desa-desa di perbatasan antara dua negara. Badan bencana menambahkan rumah tangga yang terdampak pertempuran ini membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Gerakan separatisme Casamance yang didirikan tahun 1982 lalu sempat tidak aktif sejak gencatan senjata tahun 2014 lalu. Tapi mereka terus menggalang dana melalui penyelundupan kayu antara Senegal dan Gambia dan beberapa kali menggelar serangan.

Dua orang tentara Senegal tewas dalam pertempuran yang pecah pada Januari tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement