Rabu 23 Mar 2022 15:50 WIB

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5,4 Persen

IMF juga memperkirakan laju inflasi Indonesia masih akan tetap rendah pada tahun ini.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,4 persen pada tahun ini. Pada laporan Januari 2022, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,6 persen pada tahun ini, menurun dari proyeksi sebelumnya 5,9 persen

Berdasarkan laporan IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 diproyeksikan sebesar enam persen. Adapun proyeksi ini tak berubah dari laporan sebelumnya.

Baca Juga

“IMF memproyeksikan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 5,4 persen pada 2022 dan enam persen pada 2023,” tulis IMF, Rabu (23/3/2022).

Menurut IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu meningkat pada tahun ini didorong oleh harga komoditas global yang juga tinggi, pelonggaran pembatasan aktivitas, dukungan kebijakan yang berkelanjutan, peningkatan mobilitas dan kepercayaan diri masyarakat. Hal ini seiring dengan meluasnya program vaksinasi ke daerah-daerah yang lebih terpencil. 

IMF juga memperkirakan laju inflasi Indonesia masih akan tetap rendah pada tahun ini. Jika dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju lainnya. Menurut IMF, hal tersebut memungkinkan Bank Indonesia (BI) untuk mendukung pemulihan melalui kebijakan yang akomodatif. 

Pemerintah dan BI pun dinilai baik dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan, meskipun imbas dari pandemi Covid‑19 masih terasa. Ketika pemulihan ekonomi berlangsung, IMF menyarankan pemerintah maupun Bank Indonesia dapat secara bertahap menghapus dukungan kebijakan luar biasa yang diberikan selama pandemi, serta mendorong pihak berwenang tersebut terus maju dengan reformasi struktural.

"Memulihkan tiga persen pagu defisit anggaran PDB pra-pandemi pada 2023 akan meningkatkan kredibilitas dan keberlanjutan kerangka fiskal. Direksi mendukung rencana pihak berwenang untuk mengembangkan strategi pendapatan jangka menengah untuk membiayai pengeluaran prioritas tinggi yang penting untuk mencapai tujuan pembangunan Indonesia," tulisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement