Rabu 23 Mar 2022 11:41 WIB

Perusahaan Total Energies akan Setop Beli Minyak Rusia

Penghentian pembelian minyak Rusia mulai dilakukan akhir tahun ini.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Perusahaan minyak dan gas asal Prancis, Total Energies, telah memutuskan untuk tidak lagi membeli minyak dan produk minyak Rusia.
Foto: AP Photo/Martin Meissner
Perusahaan minyak dan gas asal Prancis, Total Energies, telah memutuskan untuk tidak lagi membeli minyak dan produk minyak Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perusahaan minyak dan gas asal Prancis, Total Energies, telah memutuskan untuk tidak lagi membeli minyak dan produk minyak Rusia. Hal itu akan mulai dilaksanakan pada akhir tahun ini.

“Total Energies secara sepihak memutuskan untuk tidak lagi menandatangani atau memperbarui kontrak untuk membeli minyak dan produk minyak Rusia, untuk menghentikan semua pembelian minyak serta produk minyak Rusia sesegera mungkin dan selambat-lambatnya pada akhir 2022,” kata Total Energies dalam sebuah pernyataan, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga

Total Energies juga akan mematuhi semua sanksi Eropa, baik saat ini maupun di masa mendatang, terhadap Rusia. Ia siap menanggung apa pun konsekuensinya terhadap pengelolaan asetnya di negara tersebut. Pada akhirnya perusahaan minyak dan gas utama Prancis tersebut akan secara bertahap menangguhkan kegiatannya di Rusia.

Kendati demikian, karena saat ini Uni Eropa masih memutuskan untuk mempertahankan pasokan gas dari Rusia, TotalEnergies akan terus menyuplai Benua Biru dengan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari kilang LNG Yamal. Hal itu akan dilakukan selama Eropa menganggap bahwa komoditas gas dari Rusia masih diperlukan.

“Berlawanan dengan minyak, jelas bahwa kapasitas logistik gas Eropa membuat sulit untuk menahan diri dari mengimpor gas Rusia dalam dua hingga tiga tahun ke depan tanpa mempengaruhi pasokan energi benua itu,” kata Total Energies.

Pada 8 Maret lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak dan gas dari Rusia. Biden mengatakan, pemerintahannya menargetkan arteri utama ekonomi Rusia sebagai respons atas langkahnya menyerang Ukraina. “Kami melarang semua impor minyak dan gas serta energi Rusia. Itu berarti minyak Rusia tidak lagi dapat diterima di pelabuhan AS dan rakyat Amerika akan memberikan pukulan kuat lainnya kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin,” ujarnya.

Biden mengatakan, keputusannya memberlakukan larangan impor terhadap minyak dan gas Rusia diambil dalam konsultasi erat dengan sekutu. “AS memproduksi jauh lebih banyak minyak di dalam negeri daripada gabungan seluruh Eropa. Kami adalah pengekspor bersih energi, jadi kami dapat mengambil langkah ini ketika yang lain tidak bisa,” ucapnya.

Kendati demikian, Biden tak menampik bahwa rakyat AS akan menanggung konsekuensi dari keputusan pelarangan impor minyak dan gas Rusia tersebut. “Akan ada harga juga di sini, di AS. Saya katakan, saya akan sejajar dengan rakyat Amerika dari awal, dan ketika saya pertama kali berbicara tentang hal ini, saya mengatakan, ada harga untuk mempertahankan kebebasan, itu akan merugikan kita juga di AS,” kata Biden. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement