Rabu 23 Mar 2022 07:02 WIB

IKA Unhas Siap Bermitra untuk Hilirisasi Produk Inovasi

Hasil riset perguruan tinggi sudah seharusnya dilanjutkan ke dunia industri.

Workshop bertajuk
Foto: Istimewa
Workshop bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin, Andi Amran Sulaeman, mengemukakan  pihaknya menyambut baik pelaksanaan  Workshop Penyusunan Proposal Program Matching Fund Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Penjajakan Hilirisasi Produk Inovasi dan Mitra. Pada sambutannya yang diwakili oleh Bachrianto Bachtiar, Ketua Umum IKA Unhas mengemukakan, IKA Unhas tentu bersedia dan menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh Wakil Rektor Bidang Riset Inovasi dan Kemitraan Muhammad Nasrum Massi. 

Dalam kegiatan yang bertajuk 'Coaching Clinic Proposal Program Kedaireka Matching Fund 2022' yang digelar Selasa (22/3/2022) itu, hadir sebanyak 50 peneliti Unhas dengan hasil prototype penelitian mereka. Acara tersebut juga dihadiri oleh Salahuddin Alam, Dirut PT Alumni Kampus Merah yang baru saja dibentuk oleh IKA Unhas. 

Baca Juga

Bachrianto yang mewakili Ketua IKA Unhas mengatakan, setelah menggelar Mubes, IKA Unhas bergerak cepat dengan membentuk dua perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan ini dibentuk adalah untuk menggerakkan perusahaan yang merangkul alumni Unhas di mana pun berada dengan segala potensinya. "Rektor baru dan Ketua IKA baru bisa lebih bersinergi untuk mengembangkan alumni Unhas," ujar Bachrianto.

Nasrum mengatakan saat ini, dana Matching Fund meningkat dari Rp 250 miliar menjadi Rp 1 triliun tahun ini. "Kami berharap proposal Unhas yang diterima juga lebih banyak dari yang lalu," ujarnya.

Sedangkan Rektor Unhas terpilih Jamaluddin Jompa mengatakan, agar perguruan tinggi tidak menuju ke lembah kematian maka hasil-hasil riset harus dilanjutkan ke dunia industri. Saat ini, Jamaluddin mengatakan, Indonesia merupakan negara yang paling rendah konstribusinya terhadap riset, yakni baru 0,3 persen dari GDB. Angka tersebut sangat kecil jika dibandingkan dengan Amerika yang mencapai 2,3 persen dari GDB. 

"Salah satu penyebabnya karena industri di Indonesia konstribusinya masih sekitar 10 persen. Ini salah satu penyebabnya karena dunia usaha belum percaya sepenuhnya terhadap hasil-hasil riset dunia perguruan tinggi," ujar Jamaluddin.

Sementara itu, Guru Besar Unhas, Wardihan Sinrang mengatakan, Science Tekno Park (STP) Unhas saat ini cukup banyak peminat. Dia mengatakan sudah sekitar 200 industri yang sudah bergabung dengan STP Unhas. Program unggulan yang sementara dijalankan sekarang adalah Program Desa Inovatif.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement