Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Aini

Bukan Sirkut Mandalika Yang Kami Damba

Curhat | Tuesday, 22 Mar 2022, 08:56 WIB

Siang menjelang sore setelah hujan mengguyur, melewati sebuah jalan, di depan kendaraan berjalan lambat, warga dan petugas kepolisian bergerombol di pinggir jalan, di dekat mereka ada sesuatu yang ditutup terpal jingga, korban kecelakaan lalu lintas, meninggal.

Malam harinya baru tahu informasi lengkap dari berita berikut :

Radio ANDIKA – Sebuah sepeda motor tertabrak truk di Jalan Raya Dusun Padangan Desa/ Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri Senin, 21 Maret 2022 sekitar jam 13.30 WIB. Dalam insiden lalu lintas tersebut, satu korban meninggal dunia di TKP.

... .

Kejadian berawal saat sepeda motor yang dikendarai FAATIKHATUS melaju dari Pamenang mengarah ke Ngasem. Sesampainya di TKP, roda ban terperosok jalan yang berlubang lalu oleng dan jatuh ke kanan. Sedangkan dari arah berlawanan melaju truk yang dikemudikan WAHYU. Karena jarak sudah dekat, WAHYU tidak dapat menghindar dan akhirnya menabrak FAATIKHATUS.

Ruas jalan penghubung Pagu dan Ngasem, sepanjang jalan tersebut memang sangat banyak lubang, ada yang kecil, lebar, dangkal dan ada juga yang dalam, jumlahnya tak terhitung, menyebar di pinggir kanan, tengah dan kiri jalan. Bagi pengendara yang belum terbiasa lewat atau pengendara yang terburu-buru tentu sangat beresiko. Dan ini bukan satu-satunya ruas jalan yang berhias lubang di Kabupaten Kediri. Jalan Gayam - Pagu, Mejono - Bogor, Papar - Gampengrejo di antara jalan yang berlubang menyebar atau ditambah bergelombang, yang pasti jalan yang membuat tidak nyaman dan tidak aman. Belum lagi jalan di pinggiran, jalan di pelosok desa. Bukan sekadar lubang namun kubangan sudah menjadi hal biasa.

Dan seolah sudah menjadi kebiasaan, selama tidak viral atau memakan korban maka tidak segera dilakukan perbaikan. Sepertinya semua aparat, semua pegawai pemda sibuk kerja hingga jalan yang biasa dilewati penduduk tak mendapat perhatian atau mungkin malah diabaikan. Beribu alasan disampaikan, bukan kewenangan, menunggu anggaran, tidak ada keluhan, tidak ada biaya dan sebagainya. Dan ini tidak hanya terjadi di Jawa, di luar Jawa bisa jadi lebih parah keadaannya.

Ironi memang, saat semua membanggakan dan bereuforia dengan sirkuit Mandalika yang menghabiskan dana triliunan beribu kilo jalan tak layak menyebar dari Sabang sampai Merauke. Sirkuit yang hanya dinikmati segelintir orang digadang-gadang akan membawa pemasukan, membuat perekonomian setempat terangkat, namun di sisi lain banyak nyawa melayang di jalan akibat kerusakan jalan.

Kebijakan penguasa saat ini salah prioritas dan tidak tepat sasaran. Kebijakan instan tanpa kajian mendalam. Kebijakan pembangunan fasilitas yang hanya mementingkan pemilik modal, karena memang negeri ini sudah tercengkerm oligarki. Dari rakyat, oleh oligarki untuk oligarki. Namun sayang ketika sebuah kebijakan terutama terkait proyek infrastruktur meleset dari rencana pembiayaan, APBN kembali menanggung, dan jadilah seluruh rakyat yang diperas demi pemasukan APBN. Sungguh merana nasib rakyat biasa, dirayu saat pemilu namun diabaikan setelahnya. Semoga kedzaliman segera berakhir, semoga keadilan segera tegak. Aamiin

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image