Selasa 22 Mar 2022 21:29 WIB

Wapres Dorong Model Bisnis Korporasi untuk Tingkatkan Pendapatan Petani

Kesejahteraan para petani menjadi fokus perhatian pemerintah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Wapres mendorong para petani membangun model bisnis dalam bentuk korporasi petani.
Foto: Dok Republika
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Wapres mendorong para petani membangun model bisnis dalam bentuk korporasi petani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong para petani membangun model bisnis dalam bentuk korporasi petani. Wapres mengatakan, model bisnis ini dapat meningkatkan skala produktivitas, ekonomi dan efisiensi hingga pendapatan petani dibandingkan dilakukan secara sendiri-sendiri.

Hal ini disampaikan Wapres saat meluncurkan Digitalisasi Pertanian di Pesantren Al Ittifaq, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/3/2022). Digitalisasi Pertanian ini merupakan proyek percontohan korporatisasi pertanian untuk mendukung rantai ekosistem halal value chain berbasis koperasi pesanten.

Baca Juga

"Bapak Presiden telah memberikan arahan khusus untuk segera membangun model bisnis koorporasi petani. Utama untuk membangun skala ekonomi dan efisiensi sekaligus mendukung transformasi petani dan nelayan dalam jumlah besar membentuk sebuah korporasi. Jadi bergabung," kata Wapres dalam sambutannya.

Wapres menegaskan kesejahteraan para petani menjadi fokus perhatian pemerintah. Karena itu, diharapkan dengan berbentuk korporasi berbadan hukm, membuat peningkatan kesejahteraan para petani.

"Istilah koorporasi ini dipinjam untuk menggambarkan ciri pokok adanya kegiatan ekonomi bersama, bahasa santrinya ekonomi berjamaah. Jadi ini kita membangun ekonomi berjamaah. Tidak solat saja yang berjamaah, ekonomi pun kita bangun secara berjamaah," kata Wapres.

Wapres mengatakan, ketahanan pangan sangat vital bagi semua negara termasuk Indonesia. Sementara, kilas balik data ketahanan pangan menyebutkan kemampuan bertahan cadangan pangan Indonesia pada tahun 2020 hanya sekitar 21 hari jika tidak ada suplai.

Karena itu, pemerintah mengalokasikan sekitar Rp 76,9 triliun pada tahun 2022 untuk memperkuat ketahanan pangan mulai dari peningkatan keterjangkauan dan ketercukupan produktivitas dan pendapatan petani atau nelayan diversifikasi pangan, perbaikan iklim usaha, dan daya saing hingga penguatan sistem pangan berkelanjutan.

Di samping itu, sektor pertanian sangat penting kontribusinya yang konsisten terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama selama pandemi Covid-19. Karena itu, Wapres mengapresiasi peluncuran Digitalisasi Pertanian di Pondok Pesantren Al Ittifaq yang menjadi tonggak penting dalam upaya mengembangkan korporasi pertanian yang lebih maju, modern, sekaligus juga bermanfaat untuk kesejahteraan para petani.

"Saya mengapresiasi koperasi pondok pesantren Al Ittifaq yang telah memberdayakan 270 petani dari 9 kelompok tani di 3 kabupaten, jumlah petani yang bergabung di korporasi ini juga diharapkan akan semakin bertambah," kata Wapres.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement