Selasa 22 Mar 2022 20:47 WIB

Epidemiolog Sarankan Hindari Kerumunan Selama Mudik Lebaran

Kerumunan orang menimbulkan potensi penularan Covid-19 lebih besar.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
Kebijakan mudik Lebaran belum diputuskan pemerintah. Pakar menyarankan masyarakat tetap taat prokes dan menghindari kerumunan.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Kebijakan mudik Lebaran belum diputuskan pemerintah. Pakar menyarankan masyarakat tetap taat prokes dan menghindari kerumunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Diponegoro, Ari Udiyono, menilai rencana menjadikan vaksin dosis ketiga atau booster menjadi syarat perjalanan mudik kurang tepat. Menurutnya, menjelang Ramadhan dan mudik Lebaran, pemerintah harus menggenapkan cakupan vaksin dasar dua dosis.

"Rasanya ini kurang tepat (syarat booster untuk mudik Lebaran). Kalau keharusan atau kewajiban ini ditujukan kepada warga masyarakat yang belum vaksin dosis satu atau belum menggenapkan dengan vaksin dosis rasanya itu lebih tepat," ujar Ari kepada Republika, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga

"Karena, dengan melengkapi vaksin dasar untuk Covid, setidaknya tubuh sudah diperkenalkan dengan antigen covid," sambungnya.

Ia menilai, selain vaksin dosis penuh, mitigasi yang harus dilakukan saat mudik Lebaran nanti adalah kesiagaan agar kerumunan tidak terjadi dalam waktu yang sangat lama dan berpotensi terjadinya transmisi. Selain itu, imbauan rutin untuk selalu menjaga protokol kesehatan dengan baik juga harus terus digaungkan.

"Terutama memakai masker agar potensi tertular atau menularkan menjadi lebih rendah," tegasnya.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah terus mendorong peningkatan capaian vaksinasi masyarakat baik vaksin dosis kedua maupun booster dosis ketiga menjelang Ramadhan. Salah satu caranya, pemerintah ingin menjadikan vaksin booster atau dosis ketiga sebagai syarat untuk mudik Lebaran.

"Kemudian juga booster bahkan nanti booster itu kita ingin jadikan sebagai syarat kalau nanti orang mau mudik," kata Wapres di sela kunjungan kerjanya ke Pesantren al-Ittifaq, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Selasa (22/3/2022).

Wapres mengatakan, selain vaksinasi sudah lengkap atau dua kali dosis, masyarakat yang ingin mudik harus sudah di-booster. Jika wacana itu direalisasikan, masyarakat yang ingin mudik dan sudah divaksinasi booster tidak perlu melakukan tes RT PCR maupun swab antigen.

"Sehingga dengan demikian maka tidak perlu lagi ada semacam di PCR, atau antigen," katanya.

Namun, wacana tersebut masih perlu menyesuaikan kondisi kasus Covid-19 di Indonesia. Yakni, jika terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Wapres menegaskan, vaksinasi menjadi penting untuk kekebalan komunitas di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini sudah mulai melandai. Karena itu, demi mengendalikan kondisi kasus yang sudah menurun tersebut perlu terus digencarkan vaksinasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement