Selasa 22 Mar 2022 17:32 WIB

Pengusaha Bangladesh Kerap Ditolak Pemilik Properti di Malta karena Ia Muslim

Padahal ia sudah tinggal di Malta selama 15 tahun.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Islamofobia (ilustrasi). Pengusaha Bangladesh Kerap Ditolak Pemilik Properti di Malta karena Ia Muslim
Foto: Bosh Fawstin
Islamofobia (ilustrasi). Pengusaha Bangladesh Kerap Ditolak Pemilik Properti di Malta karena Ia Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, VALLETTA -- Setelah tinggal di Malta selama 15 tahun terakhir, seorang pengusaha Bangladesh tengah mempertimbangkan meninggalkan negara itu untuk selamanya setelah ia berulang kali ditolak oleh calon tuan tanah karena agama dan kebangsaannya. Malta adalah sebuah negara kepulauan di Eropa Selatan.

Kawsar Amin Howlader menggambarkan rintangan yang dia hadapi dalam beberapa bulan terakhir ketika dia berupaya mencari properti untuk dia dan istrinya. Meskipun tinggal di negara itu selama 15 tahun dan memenuhi syarat untuk kewarganegaraan Malta tahun depan, Howlader mengatakan dia terus ditolak karena dia adalah seorang pria Muslim dan warga negara ketiga.

Baca Juga

Pemilik restoran India terkenal di St Julian, Suruchi ini sekarang fasih berbahasa Malta. Dia tengah mencari apartemen untuk disewa bersama istrinya yang akan segera pindah ke Malta. Namun sejauh ini, pencariannya tidak berhasil karena pemilik properti menolaknya begitu mereka mengetahui dia adalah Muslim dan berasal dari Bangladesh.

"Saya mengerti pemilik properti mungkin perlu bertanya apa yang saya lakukan dan kebangsaan saya, tetapi mengapa agama? Setelah tinggal di sini selama 17 tahun, menginvestasikan uang, mencoba membeli rumah, itu menghancurkan hati saya. Saya tidak marah, saya sedih," katanya kepada Times of Malta, dilansir Selasa (22/3/2022).

Karena merasa kecewa, ia berpikir meninggalkan Malta sesegera mungkin. Namun begitu, ia harus menyelesaikan dahulu urusannya di negara itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement