Selasa 22 Mar 2022 17:13 WIB

Kapan Sebaiknya Trader Harus Hold dan Cut Loss Saham?

Hold saham dan cut loss saham adalah cara untuk meminimalisir kerugian dalam trading saham. Lalu, kapan sebaiknya trader mengambil langkah hold dan cut loss?

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Saham
Saham

Dalam dunia investasi saham dikenal banyak istilah yang wajib dipahami seorang investor maupun trader saham. Di antaranya adalah hold dan cut loss saham.

Hold adalah tindakan mempertahankan saham yang dimiliki. Artinya tidak melakukan aksi jual atau beli saham yang sama lagi. Tindakan ini dapat dilakukan saat market sedang rebahan maupun tengah reli (naik)

Sedangkan cut loss adalah memotong kerugian. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), cut loss artinya upaya untuk menghindari kerugian lebih besar dengan cara menjual saham di harga yang lebih rendah dari harga beli.

Baca Juga: Cut Loss Saham - Arti, Contoh, dan Cara Menentukannya

 

Kapan Harus Hold dan Cut Loss Saham?

Saham Turun

Saham turun

Hold dan cut loss merupakan dua pilihan yang dapat diambil ketika harga suatu saham turun. Untuk mengurangi persentase kerugian, beberapa orang menyarankan cut loss dan membeli saham emiten lain yang berpotensi naik dalam waktu dekat.

Dengan demikian, kerugian sebelumnya dapat dikover dengan keuntungan yang sekarang. Ada juga yang memberi saran hold karena alasan sayang uang.

Harga saham akan kembali naik jika kamu sabar menunggu. Mau menunggu sampai kapan, inilah yang menjadi pertanyaan besar.

Ambil Langkah Hold Saham, Jika:

Hold saham

Hold saham

1. Fundamental saham bagus

Jika saham berasal dari emiten yang memiliki fundamental bagus, kamu tidak perlu kebakaran jenggot jika harga sahamnya turun. Penurunan ini adalah hal yang wajar mengingat permintaan pasar yang berubah sepanjang waktu.

Saham yang fundamentalnya bagus akan tetap menjadi primadona, karena neraca keuangan kuat, kinerja keuangan bertumbuh, prospek perusahaan cerah, dan industri yang bersaing. Akan ada waktu di mana harga sahamnya akan back to the moon.

2. Uang investasi bukan uang panas

Ini alasan kenapa investasi harus pakai uang dingin (uang di luar kebutuhan sehari-hari) sangat disarankan. Ketika harga sahamnya turun, kamu jadi lebih santai, karena uang yang digunakan adalah bujet khusus investasi, bukan untuk biaya hidup maupun membayar utang. 

Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya hold saham yang sedang turun sambil menunggu sahamnya naik lagi. Jika kamu buru-buru jual dan beli saham emiten lain, khawatir malah lebih banyak rugi. 

Belum tentu saham lain akan perform seperti yang dibayangkan. Jadi, bersabarlah menunggu sampai waktunya tiba. Memang menyebalkan, tapi hasilnya worth it.

Baca Juga: Saham Nyangkut: Penyebab dan Cara Mengatasinya

3. Masuk dalam kategori blue chip

Jika saham yang sedang turun itu adalah blue chip, kamu tak perlu takut berlebihan. Saham blue chip biasanya dipegang oleh banyak investor karena fluktuasinya tidak terlalu tajam mengingat punya kinerja baik dan fundamental kuat.

Saham blue chip disebut juga saham lapis satu. Yakni jenis saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar, di atas Rp 10 triliun serta mampu mencetak keuntungan atau pertumbuhan setiap tahun. Jadi, sebaiknya hold.

Sebaiknya amati pergerakan harga sahamnya selama beberapa waktu ke depan. Harga saham blue chip yang turun, berpotensi untuk kembali menanjak, bahkan terbang.

Lakukan Cut Loss Saham, Jika:

Cut Loss

Cut loss saham

1. Persentase kerugiannya mencapai 30%

Baik investor maupun trader, keduanya tidak mau rugi dalam investasi. Untuk mengurangi kerugian yang semakin besar, kamu boleh cut loss jika persentase ruginya menyentuh angka 30%. 

Sebenarnya bisa hold, tapi potensi untuk recovery agak lama. Jika kamu bukan tipikal yang sabar dan bisa tenang melihat harga saham yang minus, sebaiknya jual karena portofolio yang merah bisa merusak mood-mu.

Baca Juga: Margin Call Saham dan Forex: Pengertian dan Cara Mencegahnya

2. Merupakan saham gorengan

Membeli saham harus ekstra hati-hati. Hindari memegang saham gorengan terlalu lama. Selain karena fundamentalnya kurang bagus, banyak orang yang berusaha memanipulasi harganya untuk menarik perhatian trader yang baru terjun ke dunia saham.

Jika saham yang rugi besar adalah saham gorengan, jual saja. Menunggu pun tidak ada artinya karena naik turunnya harga saham sangat bergantung pada bandar. 

3. Kinerja emiten memburuk

Jika harga sahamnya turun dan tidak ada perbaikan kinerja dari emiten yang bersangkutan, dengan berat hati cut loss saham saja. Logikanya, untuk apa kamu berharap pada saham tersebut jika manajemennya saja kurang peduli terhadap kinerja dan kondisi finansial perusahaan?

Uang yang kamu peroleh dari hasil penjualan bisa dipakai untuk membeli saham blue chip, yang bagus dari sisi fundamental. Dengan demikian, kamu bisa menomboki sejumlah kerugian yang sudah terjadi jika harga saham tersebut naik dalam waktu tertentu.

Keputusan Ada di Tangan Kamu

Mau hold atau cut loss, pilihannya ada di tangan kamu. Namun, sebaiknya tidak terburu-buru mengambil keputusan. Perhatikan hal-hal di atas agar dapat melakukan langkah yang tepat guna meminimalisir kerugian saat trading saham atau investasi saham.

Baca Juga: Lakukan Ini Bila Harga Saham Turun Drastis

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement