Selasa 22 Mar 2022 00:30 WIB

Es di Jaya Wijaya Diprediksi Punah pada 2025

Tingginya produksi emisi karbon sebabkan es di Jaya Wijaya akan punah.

Rep: Nawir Arsyad/ Red: Muhammad Hafil
Es di Jaya Wijaya Diprediksi Punah pada 2025. Foto ilustrasi: pegunungan di Papua
Foto: Dok Pendam XVII Cenderawasih
Es di Jaya Wijaya Diprediksi Punah pada 2025. Foto ilustrasi: pegunungan di Papua

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengungkapkan sejumlah dampak dari perubahan iklim. Salah satunya prediksi punahnya es di puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua, pada 2025.

"Penyusutan gunung es puncak Jaya Wijaya yang diteliti oleh BMKG, diprediksi tahun 2025 es itu sudah punah, sudah tidak ada di puncak Jaya Wijaya lagi," ujar Dwikorita dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Senin (21/3).

Baca Juga

Ia menjelaskan, kondisi di puncak Gunung Jaya Wijaya memang sudah memprihatinkan dalam beberapa tahun terakhir. Terkini, es di lokasi tersebut saat ini tinggal sekira 1 persen saja.

"Dan saat ini kondisinya tinggal 1 persen area es di puncak jaya dari 200 km3 (persegi), sekarang tinggal 2 Km3 (persegi)," ujar Dwikorita.

Di samping itu, perubahan iklim juga berdampak kepada wilayah Jakarta. Menurutnya, hal tersebut membuat suhu di Jakarta meningkat dan dalam periode 100 tahun ini suhu udara sudah meningkat 1 derajat celcius.

"Padahal kesepakatan global itu dibatasi 1 derajat celcius nanti di tahun 2030. Ini data di tahun 2016," ujar Dwikorita.

"Jadi ini mendahului tahun 2030, jadi sudah hampir mencapai 1,5, dan juga banjir Jakarta menunjukan data terakhir menunjukan frekuensi banjir meningkat pada dekade terakhir. Bersesuaian dengan intensitas curah hujan harian yang tinggi tahunan," sambungnya.

Sebelumnya, Kepala BMKG periode sebelumnya, Andi Eka Sakya mengatakan, berdasarkan hasil observasi pada November 2016, es di puncak itu menyusut 1,42 meter sejak Mei 2016. "Tebal es di Puncak Jayawijaya tersisa 20,54 meter. Es di puncak itu menyusut 4,26 meter dari November 2015 yang disebabkan el nino kuat pada 2015/2016," katanya.

Dia mengatakan, perlu langkah strategis dari pemerintah dan masyarakat dunia guna menekan pencairan es di Puncak Jayawijaya yang menjadi salah satu dari tiga puncak bersalju di khatulistiwa, selain di Benua Afrika dan di Peru. Langkah dimaksud adalah menghindari perilaku yang memicu pemanasan global seperti penebangan hutan liar dan tingginya produksi emisi karbon.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement