Senin 21 Mar 2022 17:02 WIB

Sleman Dorong UMKM dan Pelaku Kuliner Berinovasi

Mulai banyak anak muda yang mau mendirikan UMKM mereka sendiri.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pelaku UMKM menjajakan produk dari bahan organik saat acara Pasar Seton atau Pasar Sabtu di Kedai Animalika, Jl Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Pelaku UMKM menjajakan produk dari bahan organik saat acara Pasar Seton atau Pasar Sabtu di Kedai Animalika, Jl Kaliurang, Sleman, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Bupati Sleman, DIY, Danang Maharsa, mendorong pelaku-pelaku UMKM untuk mau terus kreatif dan berinovasi dalam mengikuti perkembangan saat ini. Khususnya, UMKM di bidang kuliner yang perkembangannya bergerak sangat cepat.

Ia mengatakan, beragamnya produk olahan makanan disertai pemanfaatan platform digital dalam memasarkan produk merupakan salah satu tantangan yang perlu dijawab. Caranya, dengan terus kreatif dan melakukan berbagai inovasi.

Apalagi, jumlah UMKM di Kabupaten Sleman mengalami peningkatan drastis selama masa pandemi Covid-19. Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman mencatat, dari jumlah 40 ribu sebelum pandemi saat ini UMKM di Sleman sudah mencapai 68 ribu.

Ada beberapa alasan yang membuat jumlah UMKM di Sleman justru bertambah selama pandemi. Pertama, tidak sedikit masyarakat yang terdampak PHK membuat usahanya sendiri, dan kedua adanya program pemerintah yang mendorong kebangkitan UMKM.

Kemudian, mulai banyak anak muda yang mau mendirikan UMKM mereka sendiri. Bahkan, kemampuan mereka untuk memanfaatkan teknologi informasi seperti media sosial membuat mereka justru memiliki keunggulan dalam memasarkan produknya.

"Pengelola wisata kuliner memiliki tantangan untuk terus kreatif dalam melakukan inovasi baik dari penyesuaian selera dengan konsumen maupun inovasi pemasaran," kata Danang dalam pembukaan Desa Wisata Kuliner Pokoh di Kalurahan Banyurejo, Senin (21/3/2022).

Geliat UMKM dan pelaku wisata kuliner di Kabupaten Sleman turut menunjukkan ada keinginan masyarakat yang kuat untuk terus bergerak selama pandemi. Positifnya, tidak sedikit masyarakat yang mulai melirik potensi-potensi lokal sekitarnya.

Maka itu, di Sleman khususnya, cukup banyak desa wisata yang sebelumnya sudah ada, selama pandemi terpacu untuk berinovasi. Inovasi menjadi mutlak dilakukan mengingat persaingan yang semakin hari juga semakin tinggi.

Danang mencontohkan pembukaan wisata kuliner yang dilakukan Pokdarwis Pokoh yang bekerja sama dengan Paguyuban Aku Wong Sleman (AWS). Ia berpendapat, ini sebagai salah satu jawaban nyata dalam rangka menjawab tantangan yang ada saat ini.

Konsep pasar rakyat yang dikolaborasikan dengan sektor wisata dianggap sebagai inovasi yang dapat menjadi daya tarik tersendiri. Keberadaan makanan khas atau yang unik di suatu daerah, acap kali menjadi salah satu daya tarik wisatawan.

"Dengan demikian, tempat wisata kuliner Pokoh dapat menangkap peluang itu dengan menyajikan kuliner yang lezat sekaligus menawarkan lokasi dan suasana nyaman," ujar Danang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement