Senin 21 Mar 2022 16:12 WIB

Intelijen Inggris Yakin Pasukan Rusia Tertahan di Pinggir Kyiv

Ukraina juga menolak seruan Rusia untuk menurunkan senjata mereka di Kota Mariupol.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Petugas pemadam kebakaran dan tim keamanan Ukraina di lokasi sebuah gedung yang terkena rudal Rusia di Kyiv (Kiev), Ukraina, 20 Maret 2022. Intelijen Inggris mengatakan pasukan Rusia yang sebelumnya merangsek masuk Kyiv, Ukraina, tertahan di pinggir Ibukota.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Petugas pemadam kebakaran dan tim keamanan Ukraina di lokasi sebuah gedung yang terkena rudal Rusia di Kyiv (Kiev), Ukraina, 20 Maret 2022. Intelijen Inggris mengatakan pasukan Rusia yang sebelumnya merangsek masuk Kyiv, Ukraina, tertahan di pinggir Ibukota.

REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Intelijen Inggris mengatakan pasukan Rusia yang sebelumnya merangsek masuk Kyiv, Ukraina, tertahan di pinggir Ibukota. Ukraina juga menolak seruan Rusia untuk menurunkan senjata mereka di Kota Mariupol yang sedang dikepung.

Pada Ahad (20/3/2022) kemarin rudal Rusia menghantam rumah-rumah dan distrik perbelanjaan Podil di Kyiv. Pihak berwenang kota mengatakan setidaknya empat orang tewas dalam serangan tersebut. Setelah pertempuran sempat mereda pada akhir pekan kemarin.

Baca Juga

"Tidak  mungkin ada penyerahan, menurunkan senjata," kata Deputi Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk dalam merespon tawaran Moskow untuk mengizinkan warga Mariupol dapat meninggalkan kota itu dengan aman bila mereka menyerahkan senjata mereka.

"Kami sudah memberitahu pihak Rusia mengenai hal ini," kata Vereshchuk seperti dikutip situs berita Ukrainska Pravda.

Menurut negara-negara Barat saat menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu Rusia berharap dapat menang dengan cepat dan menggantikan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskyy dengan pemerintahan boneka. Tapi harapan itu pupus dengan perlawanan sengit tentara dan rakyat Ukraina.

Ukraina dan sekutu-sekutunya mengatakan dalam beberapa pekan terakhir pasukan Rusia meraih kemajuan. Dengan mengkonsentrasikan serangan rudal dan artileri yang kerap mengincar pusat-pusat perkotaan.

Intelijen militer Inggris mengatakan sekumpulan pasukan Rusia masih berada sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Kyiv.

"Pertempuran berat masih berlanjut di utara Kyiv, pasukan yang maju dari Hostomel ke arah barat daya berhasil dipukul mundur perlawanan Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan terbesar satu negara ke negara lain di Eropa sejak Perang Dunia II itu sebagai "operasi militer khusus" yang bertujuan menghentikan genosida pemerintah Ukraina terhadap pengguna bahasa Rusia. Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan tuduhan tersebut tanpa dasar.

Krisis kemanusiaan di Mariupol yang dikepung Rusia semakin buruk. Masyarakat tidak memiliki makanan, air bersih dan listrik. Hal ini mendorong pemimpin Eropa meningkatkan tekanan dengan menambah sanksi ke Moskow.

Rusia menawarkan koridor kemanusiaan dari kota itu pada Senin ini pukul 10.00 pagi waktu Moskow bila warga kota bersedia meletakan senjata mereka. Rusia dan Ukraina sudah beberapa kali membuat kesepakatan mengenai jalur aman bagi warga kota melakukan evakuasi tapi kesepakatan itu selalu gagal.

Mariupol menjadi kota yang paling hancur dibombardir Rusia sejak invasi dimulai. Sekitar 400 ribu warganya masih terjebak di tengah pertempuran.

Vereshchuk mengatakan Ahad kemarin lebih dari 7.000 orang telah dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan, lebih dari setengahnya dari Mariupol. Ia mengatakan pemerintah berencana mengirimkan hampir 50 bus untuk melakukan lebih banyak evakuasi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement