Senin 21 Mar 2022 00:33 WIB

Menonton MotoGP Mandalika dari Punggung Bukit 

Warga lokal mendapat izin menonton dari Bukit Rangkap karena tak sanggup beli tiket.

Sejumlah warga menonton sesi tes pramusim MotoGP 2022 dari atas bukit sekitar Pertamina Mandalika International Street Circuit di KEK Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (12/2/2022). Warga antusias menyaksikan tes pramusim MotoGP 2022 yang diikuti 24 pembalap di sirkuit yang memiliki panjang 4,32 km dengan 17 tikungan itu.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Sejumlah warga menonton sesi tes pramusim MotoGP 2022 dari atas bukit sekitar Pertamina Mandalika International Street Circuit di KEK Mandalika, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (12/2/2022). Warga antusias menyaksikan tes pramusim MotoGP 2022 yang diikuti 24 pembalap di sirkuit yang memiliki panjang 4,32 km dengan 17 tikungan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- "Woooiii..Marioooo....Mariooo....." teriak puluhan orang penonton di Bukit Rangkap saat pebalap Moto3 asal Indonesia, Mario Aji, melintas usai balapan sambil membawa bendera Merah Putih di Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Ahad (20/3/2022). 

Mereka juga bertepuk tangan saat pebalap asal Magetan, Jawa Timur, tersebut melambaikan tangan sembari memacu kendaraannya dengan pelan. Kendati tidak tahu berada di urutan berapa Mario Aji saat finish karena pandangannya terhalang tribun dan pohon, namun sambutan luar biasa tetap diberikan penonton, meski hanya dari atas bukit.

Baca Juga

Pada ajang Moto3 yang berlangsung mulai pukul 11.00 WITA, Mario Aji sempat start di posisi tiga, namun hasil akhir menempatkannya di posisi 14. Pebalap Indonesia dari Honda Team Asia tersebut hanya mendapat dua poin dan akan kembali berjuang pada seri ketiga di Argentina, 3 April mendatang.

Bukit Rangkap berada paling dekat dengan dinding sirkuit. Jaraknya tidak lebih dari 50 meter, hanya terpisahkan oleh dua jalur jalan satu arah tak jauh dari pintu masuk penonton kelas premiere.

 

Di bawah bukit ada beberapa warung pedagang kaki lima (PKL) yang menjual makanan dan minuman. Terdapat juga jalan selebar lima meter yang kanan kirinya digunakan untuk parkir kendaraan roda dua.

Menonton di atas bukit memang memiliki sensasi sendiri, bahkan sejak berusaha mencapai punggung bukit. Ada yang menanjak lewat jalanan dengan permukaan relatif halus, sebagian lainnya harus menerobos semak belukar.

Balita, anak-anak, remaja, dewasa dan penonton lanjut usia bercampur jadi satu. Mereka ada yang berdiri, duduk, bahkan menggelar tikar untuk sekadar meluruskan kakinya.

photo
Penonton menyaksikan balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 di atas bukit di area Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Ahad (20/3/2022). Ajang balapan dalam seri Pertamina Grand Prix of Indonesia 2022 digelar tiga sesi diantaranya balapan Moto3, Moto2 dan MotoGP Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Terlihat pula seorang warga yang mendirikan tenda dom di samping tebing demi menyaksikan balap motor kelas internasional tersebut. "Cilok..cilok..cilok...!! Air..air.. es..es..!!," suara pedagang keliling bersahutan.

Mereka meletakkan tas berisi air di satu titik, lalu menawarkannya kepada orang-orang sekitar. Ada juga perempuan-perempuan muda yang menawarkan produk minuman kopi dalam kemasan botol.

Sejak sesi pemanasan Moto3, Moto2 hingga MotoGP, warga berbondong-bondong berdatangan. Tepat pukul 12.00 WITA, semua mata tertuju ke sirkuit. Balapan Moto3 dimulai.

Cuacanya panas menyengat, tak ada angin, dan tidak sedikit yang berlindung dengan menarik jaketnya ke atas. Ada juga yang mencari ranting pohon dengan daun lebat, lalu diletakkannya di atas kepala.

Duduknya juga seadanya. Ada warga yang duduk di aspal, di bebatuan, daun, potongan kardus, tanah, dan lain-lain.

Suasana juga kerap meriah saat melihat pebalap saling salip-menyalip di tikungan. Terlihat sangat jelas, hanya ada satu pohon besar yang sedikit menghalangi.

Moto3 berakhir, penonton sedikit berkurang. Jeda waktu sekitar 30 menit dimanfaatkannya untuk makan dan minum di warung-warung PKL.

Saat Moto2 siap digelar, kembali penonton membeludak. Tak hanya puluhan, tapi ratusan orang rela naik dan berdiri di perbukitan.

Panas memang, tapi terbayar saat melihat pebalap-pebalap memacu keras gas motornya dan saling meliuk-liuk di tikungan. Tepat ajang Moto2 berakhir, cuaca berubah drastis. Dari yang panas menyengat, mulai turun gerimis hingga deras. 

Hujan turun sekitar pukul 14.00 WITA, dan hingga pukul 15.30 WITA belum ada tanda-tanda reda. Awalnya tak terlalu deras, tapi cukup membuat warga berhamburan dan menuruni bukit. Ada yang bertahan menggunakan jas hujan, ada juga yang beranjak dan membiarkan tubuhnya basah kuyup.

Warga berlarian mencari tempat berlindung dari hujan. Warung-warung PKL yang awalnya hanya ditempati beberapa pembeli, mendadak penuh, bahkan sampai ada yang rela berdiri. Ada yang memesan kopi, teh panas, lalu mi instan dan gorengan yang ada di meja. Sambil menunggu hujan reda dan balapan kembali digelar, mereka memanfaatkannya untuk mengisi perut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement