Ahad 20 Mar 2022 22:55 WIB

Pasukan Rusia dan Ukraina Perebutkan Pabrik Baja

Pasukan terdekat yang dapat membantu Mariupol sudah kesulitan menghadapi musuh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Pabrik metalurgi Azovstal terlihat di pinggiran kota Mariupol, Ukraina timur, Rabu, 23 Februari 2022.
Foto: AP Photo/Sergei Grits
Pabrik metalurgi Azovstal terlihat di pinggiran kota Mariupol, Ukraina timur, Rabu, 23 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LVIV -- Pasukan Rusia dan Ukraina memperebutkan pabrik baja Azovstal di Kota Mariupol. Pasukan Rusia telah mengepung kota pelabuhan yang menghadap ke Laut Azov itu selama berpekan-pekan.

"Salah satu pabrik metalurgi terbesar di Eropa benar-benar telah dihancurkan," kata penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina, Vadym Denysenko dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Sabtu (19/3/2022) kemarin.

Baca Juga

Beberapa jam kemudian Dewan Kota Mariupol mengatakan pasukan Rusia memindahkan pasak beberapa ribu warga kota yang sebagian besar perempuan dan anak-anak ke Ruisa. Mereka tidak mengatakan di mana hal itu terjadi dan klaim tersebut juga belum dapat diverifikasi secara independen.

Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksiy Arestovych mengatakan pasukan terdekat yang dapat membantu Mariupol sudah kesulitan menghadapi "besarnya pasukan musuh." Ia mengatakan sampai saat ini tidak ada solusi militer di Mariupol.

Pada Ahad (20/3/2022) Zelenskyy memerintahkan 11 partai politik yang memiliki hubungan dengan Rusia untuk menghentikan aktivitasnya selama masa darurat nasional. Partai terbesar memiliki 44 dari 450 kursi di parlemen.

"Aktivitas politik yang bertujuan memecah dan berkolaborasi tidak akan berhasil," katanya.

Pasukan Rusia terusa merangsek ke Mariupol yang sudah hancur lebur. Selain Mariupol yang dikepung masih banyak kota-kota besar yang dikuasai pemerintah Ukraina. Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan ruang udara Ukraina masih dipertahankan dengan efektif.

"Menguasai udara salah satu objektif utama Rusia di beberapa hari pembukaan konflik dan mereka terus gagal melakukannya sehingga menumpulkan kemajuaan operasional mereka," cicit kementerian pertahanan Inggris.

Kini Rusia mengandalkan serangan dari wilayah yang aman untuk melancarkan serangan ke Ukraina. Tim penyelamat di Mykolaiv menyisir reruntuhan barak marinir yang hancur dalam serangan Jumat (18/3/2022) lalu. Gubernur daerah itu mengatakan para marinir sedang tidur saat serangan terjadi.

Belum ketahui berapa banyak marinir yang berada di dalam barak saat serangan digelar. Tim penyelamat masih mencari penyintas. Tapi pejabat militer Ukraina yang tidak disebutkan namanya mengatakan pada the New York Times, sekitar 40 marinir tewas dalam serangan tersebut.

Sehingga menjadi salah satu serangan Rusia paling mematikan terhadap angkatan bersenjata Ukraina selama perang. Sementara jumlah pasukan Rusia yang tewas selama invasi masih bervariasi. Tapi kantor berita Associated Press memprediksi sekitar ribuan.

Rusia kehilangan 64 pasukan dalam perang selama lima hari di Georgia pada tahun 2008. Sekitar 15 ribu pasukan Rusia tewas dalam perang 10 tahun di Afghanistan dan lebih dari 11 ribu pasukan tewas dalam perang di Checnya. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement