Ahad 20 Mar 2022 18:51 WIB

Hujan Es Landa Cirebon, Ini Penjelasan BMKG

Peristiwa hujan es menyebabkan lima kios dan sebuah ruko milik warga, rusak.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Hujan es (ilustrasi).
Foto: Istimewa/Tangkapan Layar
Hujan es (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Hujan es melanda Desa Mertapada dan Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Sabtu (19/3) sekitar pukul 14.25 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati Kabupaten Majalengka pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai puncak musim hujan yang kini masih berlangsung.

Korlap Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Faozan, menjelaskan, hujan es di wilayah tersebut berlangsung dengan durasi lima menit. "Besaran esnya sebesar biji kopi. Alhamdulillah (hujan es) tidak disertai angin yang terlalu kencang.  Biasanya hujan es disertai angin kencang atau badai," kata Faozan.

Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, hujan es itu terjadi saat hujan turun dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan yang disertai kilat/petir itu terpantau sejak pukul 13.30 WIB.

Pria yang biasa disapa Faiz itu pun menyebutkan, analisa cuaca sementara terkait kejadian hujan es tersebut. Dia menjelaskan, berdasarkan hasil analisa, angin gradient terdapat adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia barat daya Sumatera dan Nusa Tenggara. Hal itu membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Barat.

"Kondisi ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan konvektif di sekitar wilayah tersebut," kata Faiz kepada Republika, Ahad (20/3).

Berdasarkan analisis citra satelit, lanjut Faiz, terpantau adanya pertumbuhan awan konvektif di wilayah Kabupaten Kuningan dan sebelah timur Kabupaten Cirebon pada Sabtu (19/3) pukul 13.30 WIB. Pertumbuhan awan konvektif itu semakin meluas di wilayah sekitarnya, termasuk Kabupaten Cirebon.

"Nilai suhu puncak awan berkisar (-48) hingga (-100) derajat Celcius menunjukkan pertumbuhan awan cumulonimbus yang berpotensi menyebabkan hujan sedang hingga lebat, yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang atau hujan es," terang Faiz.

Sementara itu, dalam waktu yang hampir bersamaan dengan terjadinya hujan es, cuaca ekstrim berupa hujan deras yang disertai angin kencang juga melanda Desa Cipejeuh Wetan, Dusun I RT 04 RW 01 Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan data dari Pusdalops BPBD Kabupaten Cirebon, peristiwa itu menyebabkan lima kios dan sebuah ruko milik warga setempat rusak pada bagian atap maupun tembok belakangnya. Selain itu, angin kencang juga menyebabkan sebuah bangunan warung milik warga roboh dan pohon jenis albasia berdiameter 100 centimeter dan tinggi sepuluh meter tumbang.

Tak hanya menerjang Kabupaten Cirebon, hujan deras yang disertai angin juga mengguyur Kota Cirebon, Akibatnya, sebuah pohon di Jalan Brigjen Dharsono depan Ex Giant, tumbang.

Tidak ada korban jiwa. Namun, arus lalu lintas kendaraan dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta sempat terhambat karena pohon itu melintang di tengah jalan.

Jajaran Polres Cirebon Kota dan BPBD setempat pun bekerja cepat mengevakuasi pohon yang tumbang petugas memotong dan memindahkan batang pohon tumbang hingga arus lalu lintas kembali normal.

Faiz mengungkapkan, wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) pada Maret 2022 masih berada pada puncak musim hujan. Masyarakat pun diimbau waspadai karena bencana masih terus mengancam.

"Curah hujan di wilayah Ciayumajakuning pada Maret 2022 ini masih masuk kategori tinggi dan menengah," kata Faiz.

Faiz menerangkan, curah hujan kategori tinggi diprakirakan masih terjadi di wilayah Cirebon, Majalengka dan Kuningan. Adapun curah hujannya berkisar antara 300 – 500 mm per bulan.

Sedangkan untuk Kabupaten Indramayu, curah hujan pada Maret 2022 diprakirakan berada pada kategori menengah. Yakni, di kisaran 100 – 300 mm per bulan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement