Ahad 20 Mar 2022 14:02 WIB

Ikut Perang di Ukraina, Tentara Bayaran Suriah Dijanjikan Gaji Rp 15 juta

Lebih dari 40 ribu tentara bayaran Suriah akan membela Rusia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Dwi Murdaningsih
Kepulan asap mengepul setelah ledakan di Lviv, Ukraina barat, Jumat, 18 Maret 2022. Walikota Lviv mengatakan rudal menghantam dekat bandara kota itu Jumat pagi.
Foto: AP/AP
Kepulan asap mengepul setelah ledakan di Lviv, Ukraina barat, Jumat, 18 Maret 2022. Walikota Lviv mengatakan rudal menghantam dekat bandara kota itu Jumat pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Lebih dari 40 ribu warga Suriah telah mendaftar untuk melakukan perjalanan ke Ukraina dan berjuang untuk Rusia. Mereka telah menyatakan kesiapannya untuk pergi ke medan perang membela pihak Rusia untuk bertempur di Ukraina.

Beberapa warga Suriah dilaporkan telah berangkat ke medan perang di Ukraina. Mereka telah tiba di perbatasan Ukraina dan siap bergabung dengan perang di pihak Rusia secara aktif.

Baca Juga

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang telah memantau perang berdarah di Suriah sejak dimulai pada tahun 2011, pun membenarkan hal tersebut. Bahkan, Direktur Pemantau SOHR yang berbasis di Inggris, Rami Abdel Rahman, mengatakan jumlah 40 ribu itu baru permulaan.

Diperkirakan akan ada lebih banyak warga Suriah yang kemungkinan akan mendaftar untuk melakukan pertempuran melawan Ukraina dan membela Rusia selama perang berlangsung. Rusia sendiri telah membuat daftar hingga 40 ribu pejuang Suriah yang akan disiagakan untuk dikerahkan ke Ukraina.

SOHR dalam laporannya, warga Suriah yang bergabung dan telah terdaftar bukan seorang sukarelawan melainkan telah dijanjikan gaji. Mereka dijanjikan dengan menerima gaji bulanan sebesar 1.100 dolar AS (senilai Rp 15,6 juta dengan asumsi kurs Rp 14.200 per dolar) untuk ambil bagian dalam pertempuran di Ukraina.

"Lebih dari 40 ribu warga Suriah telah mendaftar untuk berperang bersama Rusia di Ukraina sejauh ini," kata Abdel Rahman.

Pemerintah Rusia juga telah menyampaikan bahwa mereka akan mengizinkan kombatan dari Suriah bergabung dengannya dan memerangi pasukan Ukraina. Presiden Vladimir Putin telah memberikan lampu hijau untuk mendatangkan sukarelawan dari kawasan Timur Tengah.

"Sebagian besar dari mereka yang ingin dan yang meminta (untuk berperang) adalah warga dari negara-negara Timur Tengah dan Suriah," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement