Ahad 20 Mar 2022 13:49 WIB

Ditahan Imbang Persebaya, Pelatih Persib Kritik Kinerja Wasit

Robert mengakui sempat berteriak sebagai bentuk frustasi

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Muhammad Akbar
Wasit Fariq Hitaba (kiri) memberikan kartu kuning kepada pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts (kanan) saat timnya berhadapan dengan Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (19/3/2022). Pertandingan berakhir imbang dengan skor 1-1. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/rwa.
Foto: ANTARA FOTO
Wasit Fariq Hitaba (kiri) memberikan kartu kuning kepada pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts (kanan) saat timnya berhadapan dengan Persebaya Surabaya dalam pertandingan sepak bola Liga 1 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (19/3/2022). Pertandingan berakhir imbang dengan skor 1-1. ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/rwa.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wasit kembali menjadi topik hangat di kompetisi Liga 1 2021/2022. Kali ini giliran wasit Fariq Hitaba yang menjadi sorotan di laga Persib Bandung kontra Persebaya.

Pertandingan berakhir dengan skor 1-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Sabtu (19/3/2022). Pelatih Persib, Robert Rene Alberts mengakui sempat terkejut dengan penugasan wasit yang sama dengan laga kontra Persija pada awal Maret lalu.

"Saya cukup terkejut saat mengetahui wasit bertugas sama dengan beberapa laga ke belakang (lawan Persija), saat itu kami mendapatkan enam kartu kuning," kata Robert usai laga.

Kekhawatiran pun dialami Robert jelang laga. Bukan karena melawan Persebaya, tapi karena dipimpin oleh wasit yang sama hingga akhirnya kekhawatiran itu pun terjadi.

"Pada 45 menit pertama kami sudah mendapatkan tiga kartu kuning ditambah kartu kuning kepada saya. Yaya (asisten pelatih Persib) bertanya apa salah saya dan wasit tidak menjawab apa-apa, padahal saya tidak berteriak apapun pada wasit," kata Robert usai laga.

Robert mengakui sempat berteriak sebagai bentuk frustasi karena pemainnya mendapat kartu kuning. Tapi bukan berarti dia berteriak pada wasit jadi seharusnya wasit tak perlu repot-repot memberikan kartu padanya.

"Jadi itu caranya memimpin pertandingan dan pemain kami merasa terintimidasi karena ada delapan pemain yang terancam akumulasi kartu jika mendapatkan satu kartu kuning lagi," kata Robert.

Robert pun menyoroti bagaimana keputusan wasit pada laga malam itu merugikan tim. Sebut saja saat pemainnya dilanggar tidak ada respon apapun dari wasit. Tak lama Persib justru mendapatkan kartu kuning dari pelanggaran serupa yang dialami oleh Persib.

Padahal Robert sudah mengingatkan pada pemain untuk berhati-hati pada kartu kuning.  Meski Robert sadar bahwa kartu merah yang diberikan pada Ardi Idrus memang layak.

"Di jeda pertandingan kami sudah meminta pada pemain untuk berhati-hati paada wasit karena tiga pemain kami sudah mendapatkan kartu kuning. Padahal kami mendapatkan peluang sebelum akhirnya kartu merah diberikan (pada Ardi)," kata Robert.

Tidak berhenti disana, peluang Persib mencetak gol kedua David pun dihentikan karena dianggap offside. Padahal, yang terjadi adalah pemain Persebaya melakukan back pass yang dipotong oleh David.

"Tapi wasit menganggap bahwa itu adalah offside dan itu kesalahan besar oleh wasit di pertandingan ini. Tapi dia hanya berlalu begitu saja sedangkan kami kehilangan poin," kata Robert.

"Tentu jika kami marah kami akan mendapatkan kartu lagi. Padahal kami berhak marah jika situasinya seperti itu," kata Robert.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement