Sabtu 19 Mar 2022 09:09 WIB

Kiprah KH Hasyim Muzadi di Tingkat Internasional

KH Hasyim Muzadi dikenal sebagai sosok yang dekat dengan semua kalangan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Kiprah KH Hasyim Muzadi di Tingkat Internasional. Foto:  KH Hasyim Muzadi
Foto: Antara/Syaiful Arif
Kiprah KH Hasyim Muzadi di Tingkat Internasional. Foto: KH Hasyim Muzadi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Almarhum KH Hasyim Muzadi dikenal sebagai sosok yang dekat dengan semua kalangan. Selama hidupnya, tokoh NU ini telah berperan besar dalam gerakan dan pemikiran keislaman di Indonesia. Lebih dari itu, Kiai Hasyim juga banyak berkiprah di tingkat internasional.

Dalam Seminar Pra Haul ke-5 KH Hasyim Muzadi, Direktur Institut Hasyim Muzadi, Prof Rochmat Wahab menjelaskan, dalam perjalanan hidupnya Kiai Hasyim sangat konsen untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin, baik secara internal meupun eksternal.

Baca Juga

“Secara ekseternal bagaimana beliau ingin memperjuangkan rahmatan lil alamin itu dirasakan bagi seluruh negara, seperti di Indonesia yang keislamannya sejalan dengan Aswaja,” ujar Prof Rochmat saat sambutan dalam seminar yang digelar secara daring pada Jumat (18/3) malam.

Menurut dia, gagasan rahmatan lil alamin tersebut tidak hanya ingin diwujudkan di Indonesia saja, tapi juga di kalangan masyarakat beragama di seluruh dunia. Karena itu, menurut dia, akhirnya Kiai Hasyim mendirikan International Conference of Islamic Scholar (ICIS).

“ICIS ini lah yang diharapkan Pak Hasyim Muzadi menjadi salah satu insitusi yang diharapkan bisa mewujudkan Islam rahmatan lil alamin,” ujar dia.

Prof Rochmat mengatakan, Kiai Hasyim tidak hanya memainkan perannya dalam satu agama, tapi juga antar agama. Menurut dia, hal itu terbukti dalam Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian (World Conference on Religion for Peace/WCRP), yang mana Kiai Hasyim juga menjadi presidennya.

“Islam rahmatan lil alamin memang menjadi respons terhadap apa yang sedang bergejolak. Rahamtan lil alamin merupakan sesuatu yang harus diwujudkankan untuk menciptakan kehidupan yang damai,” kata Prof Rochmat.

Sebagai pembicara seminar, Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad juga mengungkapkan kiprah Kiai Hasyim Muzadi di kancah Internasional. Menurut dia, Kiai Hasyim sudah berperan di dunia Itnernasional sejak menjadi aktivis muda NU.

“Kiprah internasional Pak Hasyim yang saya pahami antara lain, misalnya pernah bersama-sama di Internasional Youth Camp di Mesir pada 1988. Jadi, pada waktu itu beliau menjadi aktivis salah satu ketua PP Pemuda Ansor,” ucap Abdul Aziz.

Dia pun menceritakan pengalamannya bersama Kiai Hasyim saat mengikuti pertemuan pemuda tingkat internasional tersebut. Menurut dia, saat itu ada 126 peserta yang hadir dalam acara tersebut untuk mewakili negaranya masing-masing. Dalam pertemuan itu, kata dia, Kiai Hasyim juga memperlihatkan kemampuannya sebagai pelobi ulung.

“Saya melihat sosok Pak Hasyim adalah sosok aktivis yang menjadi Ketum PBNU dari bawah. Beliau lah sebetulnya hasil dari kaderisasi NU secara berjenjang sampai dua kali terpilih sebagai Ketum,” kata mantan Aktivis PMII ini.

Menurut dia, salah satu legasi dari Kiai Hasyim adalah upaya untuk internasionalisasi moderasi NU melalui pembentukan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU. “Karena itu, kami berharap PCI NU itu dipimpin oleh tokoh yang bsia memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pengembangan moderasi NU,” ujar Abdul Aziz.

Dia pun mengingatkan gagasan penting Kiai Hasyim di kancah internasional. Menurut Abdul Aziz, Kiai Hasyim merupakan seorang ulama yang menghendaki agar paham Islam Aswaja ala An Nahdliyah dapat menjadi sumbangan terhadap dunia internasional. Karena, pada saat itu di dunia internasional diwarnai dengan kekeringan spiritualitas.

“Nah, kekeringan spiritualitas ini lah yang akan diisi oleh Pak Hasyim di tingkat internasional. Mudah-mudahan dengan cara begitu maka Islam dapat memberikan kontribusi yang lebih besar sebagaimana yang diharapkan oleh ajarannya,” jelas dia.

Abdul menambahkan, Kiai Hasyim memandang bahwa Islam rahmatan lil alamin penting untuk disampaikan ke seluruh dunia. Dalam pandangan Kiai Hasyim, kata dia, Islam rahmatan lil alamin ini setidaknya memiliki tiga basis.

Pertama, yaitu ukhuwah, baik ukhuwah islamiyah, ukhuwah wahtaniyah, maupun ukhuwah basyariyah. Kedua, fikrah tawassuthiyah atau pemikiran tengah yang tidak radikal dan tidak liberal. Ketiga, maslahah atau kemaslahatan.

“Saya berharap gagasan Pak Hasyim ini tidak behenti ketika beliau wafat,” kata Abdul Aziz.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement