Sabtu 19 Mar 2022 07:26 WIB

Pembangunan Smelter di Gresik Sedot Investasi Rp 25 Triliun Akhir 2022

Proyek pembangunan smelter di Gresik akan diselesaikan pada tahun 2024.

Smelter (Ilustrasi)
Smelter (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas memperkirakan pembangunan smelter di Gresik akan menelan anggaran sebesar Rp 25 triliun hingga akhir tahun 2022."Saat ini progresnya masih berjalan terus lebih dari 12 persen dan dari segi pembiayaannya mencapai lebih dari Rp 10 triliun," sebut Wenasdi Manado, Jumat (18/3/2022).

Saat ini, lebih dari 2.000 tiang pancang yang ditanam dan sebagiannya sudah dalam tahapan pengecoran untuk pondasi."Rencananya hingga akhir tahun progresnya sudah mencapai 50 persen dengan serapan anggaran berkisar Rp 25 triliun. Kita akan melanjutkan pembangunan sesuai komitmen," katanya.

Baca Juga

PTFI memperkirakan proyek pembangunan smelter ini akan diselesaikan pada tahun 2024 mendatang sesuai dengan perencanaan."Membangun smelter ini adalah komitmen kami, dan kita harus menyelesaikannya. Pembangunan on the track dan tidak ada kendala," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo melakukan groundbreaking pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, pada Oktober lalu. Smelter dengan nilai investasi mencapai Rp 42 triliun rupiah dibangun di atas lahan seluas 100 hektare, dan akan menjadi smelter single line terbesar di dunia dengan kapasitas desain 1,7 juta ton konsentrat per tahun.

Peresmian ini menandai dimulainya tahap konstruksi smelter, setelah sejumlah tahapan dilakukan termasuk Front-End Engineering Design, reklamasi dan penguatan lahan, serta rekayasa detail yang sudah dimulai sejak akhir 2018. Peresmian ini menegaskan komitmen PTFI untuk membangun smelter, sesuai dengan kesepakatan divestasi tahun 2018.

Konsentrat tembaga yang dipasok ke Smelter ini berasal dari tambang bawah tanah terbesar di dunia yang dikelola PTFI, di mana 98 persen karyawannya adalah putra putri terbaik bangsa yang berasal dari berbagai suku dan daerah, baik di Papua dan daerah lainnya di Indonesia. Tony juga menambahkan bahwa industri hilir tembaga dan turunannya di Indonesia perlu ditingkatkan, sehingga produk katoda tembaga dapat semakin banyak diserap di dalam negeri dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.

PTFI, anggota Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID, menambang dan memproses bijih menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement