Jumat 18 Mar 2022 22:25 WIB

Kemenag Aceh Besar Gelar Bimtek Perpustakaan

Ada empat  kompetensi yang harus dimiliki tenaga perpustakaan.

Kantor Kemenag  Aceh Besar bekerja sama dengan Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry dan PD Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Aceh menggelar Bimtek pengelolaan perpustakaan bagi tenaga perpustakaan sekolah/madrasah, 17-20 Maret 2022.
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Kantor Kemenag Aceh Besar bekerja sama dengan Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry dan PD Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Aceh menggelar Bimtek pengelolaan perpustakaan bagi tenaga perpustakaan sekolah/madrasah, 17-20 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar bekerja sama dengan Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan PD Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Aceh menggelar Bimtek pengelolaan perpustakaan bagi tenaga perpustakaan sekolah/madrasah.

Kegiatan bimtek tersebut berlangsung selama empat  hari, 17-20 Maret 2022 yang dipusatkan di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan menghadirkan narasumber dan instruktur dari dosen Prodi Ilmu Perpustakaan, Pengurus IPI Aceh, mahasiswa dan alumni Ilmu Perpustakaan yang tergabung dalam Aceh Library Consultant (ALC).

Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Nurhayati Ali Hasan MLIS dalam sambutannya mengatakan bahwa tenaga perpustakaan sekolah atau madrasah harus memenuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah.

Dalam hal ini, kata Nurhayati sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 25 tahun 2008 tentang standar tenaga perpustakaan sekolah/madrasah.

“Khusus untuk kompetensi pengelolaan informasi ada empat  kompetensi yang harus dimiliki yaitu mengembangkan koleksi perpustakaan/madrasah, melakukan pengorganisasian informasi, memberikan jasa dan sumber informasi serta menerapkan teknologi informasi dan komunikasi,” jelasnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Lebih lanjut, Nurhayati menegaskan bahwa perpustakaan sekolah atau madrasah hendaknya dikelola oleh tenaga-tenaga terampil yang memiliki kualifikasi dan kompetensi dalam hal pengelolaan perpustakaan.

Selain itu, sebagai wujud pengabdian profesi dalam mendukung kepustakawanannya, pustakawan dan tenaga perpustakaan dituntut selalu mengembangkan keilmuannya berdasarkan kebutuhan masyarakat yang setiap saat berubah dan berkembang mengikuti perkembangan zaman.

"Image perpustakaan di negeri ini masih buruk.  Banyak yang beranggapan bahwa perpustakaan merupakan tempat yang membosankan yang hanya dipenuhi tumpukan-tumpukan buku dan ruangan yang sempit dan sepi,"kata Nurhayati.

Kendati demikian, kata Nurhayati,  pengelola perpustakaan harus bersinergi dan memberi kontribusi positif terhadap peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, karena perpustakaan merupakan salah satu faktor penentu mutu sekolah.

Sebelumnya, Ketua pelaksana Suryadi SAg yang juga sebagai Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Aceh Besar menjelaskan bahwa bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pengelola perpustakaan, sehingga mampu memberikan layanan yang terbaik dan berkualitas kepada para pengguna perpustakaan.

"Bimtek ini di ikuti oleh 25 orang peserta dari pengelola perpustakaan sekolah dan madrasah,"kata Suryadi dalam laporannya.

Selama empat  hari, para peserta dibekali dengan berbagai keterampilan teknis pengelolaan perpustakaan dan akreditasi. Selanjutnya pada hari terakhir dilatih pelatihan sistem otomasi perpustakaan oleh pengurus PD IPI Aceh dan Aceh Library Consultant (ALC).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement