Jumat 18 Mar 2022 13:00 WIB

Sekitar 30 Orang Turki Tetap Berlindung di Masjid Mariupol Ukraina

Masjid Mariupol menjadi tempat berlindung orang Turki.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Sekitar 30 Orang Turki Tetap Berlindung di Masjid Mariupol Ukraina. Foto:   Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol Ukraina
Foto: istimewa
Sekitar 30 Orang Turki Tetap Berlindung di Masjid Mariupol Ukraina. Foto: Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Sekitar 30 orang warga Turki tetap berlindung di sebuah masjid, di Mariupol, Ukraina ketika ribuan orang telah dievakuasi dari kota pelabuhan. Yang mana mereka terkepung melalui koridor kemanusiaan sejak awal pekan ini.

Dilansir di Al-Jazeera, Jumat (18/3), menurut Kepala Asosiasi Masjid Sultan Suleyman di Mariupol, Ismail Hacioglu, sekitar 50 warga Turki telah melarikan diri dari kota selama dua hari terakhir, termasuk sebagian besar dari lebih dari 80 orang Turki yang mencari perlindungan di masjid.

Baca Juga

“Delapan mobil meninggalkan masjid pada Rabu (16/3), empat memiliki warga Turki di dalamnya, empat memiliki Muslim dari negara lain yang berlindung di sana. Setiap mobil memiliki tujuh hingga delapan orang di dalamnya,” kata Hacioglu.

Hingga kemarin (17/3) sore, konvoi belum melewati kota Tokmak, sekitar 175 kilometer (109 mil). Hacioglu mengatakan mereka menuju Uman, Ukraina tengah, di mana mereka akan tinggal selama satu malam, dan konsulat Turki telah mengatur segalanya. Adapun Tokmak adalah salah satu dari enam kota di wilayah yang telah diduduki oleh pasukan Rusia.

“Pasukan Rusia mengganggu mereka. Tadi malam, mereka menghentikan kendaraan tepat sebelum Tokmak. Mereka tidak membiarkan orang keluar dari mobil mereka dan para wanita dan anak-anak membeku sepanjang malam,” kata Hacioglu.

Meskipun beberapa wanita meminta untuk pergi ke toilet, lanjut dia, mereka memerintahkan para wanita itu untuk membuka pintu dan melakukannya di sana. Istri, putra, dan sepupu Hacioglu termasuk di antara mereka yang dievakuasi, serta imam masjid, Mehmet Yuce.

Hacioglu mengatakan dia mendapat 200 panggilan putus asa dalam sehari dari orang-orang yang putus asa untuk menemukan berita tentang kerabat mereka. Kekhawatiran akan keselamatan penduduk Mariupol yang tersisa di Turki meningkat setelah Kementerian Luar Negeri Ukraina mengumumkan pekan lalu bahwa masjid itu terkena serangan ketika pertempuran meningkat di pusat kota.

Tetapi Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan sehari kemudian bahwa masjid itu tetap utuh. Diyakini ada 34 anak di antara kelompok masjid Turki, meskipun belum jelas berapa banyak dari mereka yang telah meninggalkan kota.

Menurut catatan dewan yang dirilis melalui saluran Telegram resmi mereka pada hari Kamis, sebanyak 6.500 mobil pribadi yang membawa sekitar 30 ribu orang telah berhasil meninggalkan Mariupol sejauh pekan ini.

Adapun kota tersebut saat ini kondisinya tidak memiliki pasokan listrik, gas atau air dan tetap berada di bawah serangan berat dan berkelanjutan dari persenjataan Rusia.

Walikota Vadym Boychenko menggambarkan situasinya sebagai kondisi yang kritis, dengan 80 persen perumahan kota rusak. Persediaan makanan rendah dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah memperingatkan kekurangan obat-obatan untuk penyakit kronis seperti diabetes dan kanker yang dapat merebak di dalamnya.

Evakuasi dilakukan setelah lebih dari sepekan upaya gagal untuk mengamankan jalan keluar yang aman dari kota bagi warga sipil, dengan upaya sebelumnya terhenti setelah Rusia melanjutkan pemboman.

Dikhawatirkan antara 200 ribu atau dan 300 ribu orang masih bisa terjebak di kota tersebut. Selain dari 30 orang Turki yang tetap berada di masjid, terdapat 100 orang lainnya yang diperkirakan tetap berada di Mariupol secara keseluruhan. Namun demikian mereka tidak dapat dihubungi karena pemadaman komunikasi yang dilakukan secara penuh dan hampir merata di kota tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement