Jumat 18 Mar 2022 08:43 WIB

AAUI: Sepanjang 2021, Laba Asuransi Umum Naik 25,1 Persen

AAUI ungkap premi asuransi umum cenderung stagnan karena penurunan credit insurance

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi asuransi/investasi. Industri asuransi umum mencatatkan kinerja positif dari sisi kinerja keuangan sepanjang kuartal IV 2021. Hal tersebut tercermin dari sisi investasi, dan hasil underwriting yang meningkat, sehingga pertumbuhan laba sebelum pajak tetap terjaga.
Foto: Pixabay
Ilustrasi asuransi/investasi. Industri asuransi umum mencatatkan kinerja positif dari sisi kinerja keuangan sepanjang kuartal IV 2021. Hal tersebut tercermin dari sisi investasi, dan hasil underwriting yang meningkat, sehingga pertumbuhan laba sebelum pajak tetap terjaga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri asuransi umum mencatatkan kinerja positif dari sisi kinerja keuangan sepanjang kuartal IV 2021. Hal tersebut tecermin dari sisi investasi, dan hasil underwriting yang meningkat, sehingga pertumbuhan laba sebelum pajak tetap terjaga.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), total aset asuransi umum tumbuh 9,5 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp 182,70 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 166,78 triliun. Tercatat total liabilitas dan ekuitas industri yang terdiri dari 72 perusahaan ini masing-masing naik 14 persen (yoy) dan 2,9 persen (yoy) menjadi Rp 114,23 triliun dan Rp 67,74 triliun.

Kemudian total investasi tumbuh 7,4 persen (yoy) menjadi Rp 87,26 triliun pada kuartal IV 2021. Kendati demikian, industri asuransi umum kurang mampu mempertahankan pertumbuhan hasil investasi menjadi minus 2,1 persen. Lalu laba asuransi umum mencatatkan peningkatan 25,1 persen menjadi Rp 6,18 triliun, tetapi premi industri asuransi umum masih stagnan Rp 77 triliun atau sama seperti tahun sebelumnya.

Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Bidang Statistik, Riset, dan Analisa Trinita Situmeang mengungkapkan  secara keseluruhan kinerja keuangan sudah mencerminkan perbaikan karena mulai pulihnya kondisi perekonomian nasional. Kemudian premi asuransi umum cenderung stagnan yaitu disebabkan, adanya penurunan di lini-lini bisnis seperti credit insurance yang masih berkontraksi, energi offshore, aviasi, satelit dan PA health.

"Secara total ini mendorong ke bawah karena total dari penurunan ini ada sekitar Rp 4 triliun dibanding pertumbuhan-pertumbuhan yang terjadi di lini-lini bisnis lain seperti seperti motor, properti, dan marine cargo," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (18/3/2022).

Menurutnya, premi dicatat cenderung stagnan tapi laba naik signifikan itu disebabkan biaya-biaya selama masa pandemi banyak yang dihemat termasuk klaim dibayar turun minus 13,7 persen. Jadi dilihat, banyak premium release sehingga bottom line-nya bagus, ditopang oleh klaim dibayar yang menurun.

“Kinerja ini membuat hasil underwriting atau hasil usaha dari pendapatan premi dikurangi dengan komisi, reasuransi, cadangan premi, beban klaim, dan beban underwriting lain-lain naik 16,2 persen (yoy) menjadi Rp 16,47 triliun. Alhasil, laba setelah pajak para pemain asuransi umum tumbuh 25,1 persen (yoy) menjadi Rp 6,18 triliun,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement