Kamis 17 Mar 2022 23:15 WIB

Pemerintah Serahkan Penghargaan untuk Sembilan Pejuang Telekomunikasi Papua

Tragedi kemanusiaan itu mengakibatkan delapan korban jiwa.

Perwakilan keluarga korban serangan senjata yang terjadi pada 2 Maret 2022 sekitar pukul 03.00 WIT, berlokasi di Site Repeater B3 (CO 53M 756085 9585257) Distrik Mulia, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua menerima penyerahan penghargaan pejuang telekomunikasi dari pemerintah.
Foto: Dok. Kem
Perwakilan keluarga korban serangan senjata yang terjadi pada 2 Maret 2022 sekitar pukul 03.00 WIT, berlokasi di Site Repeater B3 (CO 53M 756085 9585257) Distrik Mulia, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua menerima penyerahan penghargaan pejuang telekomunikasi dari pemerintah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate memberikan penghargaan kepada sembilan pejuang telekomunikasi atas jasa dalam upaya pemerataan infrastruktur digital di Indonesia. Sembilan pejuang yang dimaksud adalah para pekerja yang menjadi korban serangan senjata yang terjadi pada 2 Maret 2022 sekitar pukul 03.00 WIT, berlokasi di Site Repeater B3 (CO 53M 756085 9585257) Distrik Mulia, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua. 

Tragedi kemanusiaan itu mengakibatkan delapan korban jiwa antara lain Bona Simanulang, Renal Tagase, Bili Gadi Balen, Jamaluddin, Syahrul Nurdiansyah, Eko Satyansah, Bebi Tabuni, dan Ibo. Adapun satu penyintas yakni Nelson Sarira.

Baca Juga

"Pemerintah memberikan penghargaan bagi pejuang telekomunikasi. Penghargaan tersebut diberikan agar jasa dan pengorbanan mereka dalam mengembangkan konektivitas digital hingga ke pelosok Tanah Air, selalu tetap dapat diingat dan menjadi teladan bagi kita semua," kata dia dikutip dari Antara, Kamis (17/3/2022). 

"Dan selalu ingat kontribusi mereka tidak hanya dalam pemerataan jaringan telekomunikasi tapi juga andil besar besar mereka dalam pembangunan negeri kita," ujarnya menambahkan.

Menkominfo mengungkapkan kesedihan dan duka mendalam atas insiden yang berlangsung dan memengaruhi ekosistem digital di Indonesia. "Campur aduk perasaan antara sedih dan marah, sulit memahami akses seperti itu, di saat yang bersamaan kita bergandengan tangan membangun negeri kita agar masyarakat kita terlayani agar Indonesia bangkit dan sejajar dengan negara lain," katanya.

Menurut Johnny, upaya membangun infrastruktur digital untuk menghadirkan konektivitas digital nasional baik di daerah terpencil, tertinggal dan terdepan memiliki tantangan yang tidak mudah akibat faktor bentang alam dan sarana transportasi serta keamanan. "Dari faktor bentang alam yang luar biasa, sarana transportasi dengan tantangan tersendiri hingga situasi keamanan," ujarnya.

Johnny mengapresiasi para pekerja yang mengabdikan diri di Papua adalah pribadi yang luar biasa dengan tugas mulia membangun infrastruktur digital untuk mengejar ketertinggalan dan kesetaraan dengan bangsa-bangsa yang lain. "Penyerangan terhadap sembilan pekerja PT. PTT yang saat itu melakukan pemeliharaan infrastruktur TIK di site repeater B23 di Distrik Mulia Kabupaten Puncak di Papua memberikan rasa duka yang mendalam," kata Johnny.

"Sebagai Menteri Kominfo saya menyampaikan bela sungkawa dan duka cita mendalam. Saya mengecam keras tindakan kekerasan yang berdampak ada kematian. Hal itu tidak mencerminkan rasa kemanusiaan, tidak menunjukkan nilai kekerabatan sebagai bangsa," kata dia.

Direktur Utama BAKTI Kementerian Kominfo Anang Latif menyatakan, penghargaan untuk delapan orang korban dan seorang penyintas akibat tindak terorisme bukan hanya seremonial belaka. "Delapan korban dan satu penyintas Pahlawan Telekomunikasi punya Keluarga yang terpaksa ditinggalkan. Acara ini memiliki makna memuliakan kehidupan atas perjuangan para korban dan penyintas," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement