Kamis 17 Mar 2022 10:37 WIB

UNDP: 90 Persen Penduduk Ukraina Terancam Kemiskinan karena Perang

Jika konflik berkepanjangan, kita akan melihat kemiskinan meningkat signifikan.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
ALEXANDROS AVRAMIDIS/REUTERS
ALEXANDROS AVRAMIDIS/REUTERS

"Setiap hari perdamaian yang tertunda akan mempercepat keterpurukan Ukraina ke dalam kemiskinan," kata Badan Perkembangan PBB UNDP dalam rilisnya hari Rabu (16/3/2022). Selanjutnya disebutkan dalam laporan itu, perang bisa meninggalkan "bekas luka sosial dan ekonomi yang dalam untuk generasi yang akan datang."

Ketua UNDP Achim Steiner mengatakan, dampak akut dari perang yang berkepanjangan sekarang menjadi lebih jelas. Kemerosotan ekonomi yang memprihatinkan, dan penderitaan serta kesulitan yang akan terjadi membawa populasi yang sudah menderita trauma ke dalam kemiskinan. Masih ada waktu untuk menghentikan lintasan suram ini," katanya.

Kepada kantor berita Reuters, Achim Steiner menegaskan: "Jika konflik itu berkepanjangan, jika terus berlanjut, kita akan melihat kemiskinan meningkat sangat signifikan. Jelas ujung ekstrem dari skenario ini adalah ledakan ekonomi secara keseluruhan. Dan itu pada akhirnya dapat menyebabkan hingga 90 persen orang berada di bawah garis kemiskinan atau berisiko tinggi," katanya dalam wawancara video dari New York.

Invasi telah menghancurkan infratruktur senilai 100 miliar dolar

Garis kemiskinan umumnya didefinisikan sebagai daya beli USD 5,50 hingga USD 13 per orang per hari. Sebelum Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari, diperkirakan ada 2 persen warga Ukraina hidup di bawah garis USD 5,50, tambah Achim Steiner.

Penasihat utama bidang ekonomi pemerintah Ukraina, Oleg Ustenko, Kamis lalu (10/3/2022) mengatakan bahwa invasi pasukan Rusia sejauh ini telah menghancurkan infrastruktur setidaknya senilai 100 miliar dollar, dan 50 persen bisnis Ukraina telah ditutup sepenuhnya.

"Kami memperkirakan bahwa keuntungan pembangunan Ukraina hingga 18 tahun dapat dihapus begitu saja dalam waktu 12 hingga 18 bulan," lanjut Achim Steiner. UNDP sedang meninjau program-program "yang telah dicoba dan diuji" yang telah diterapkan dalam situasi konflik lainnya, ujarnya.

"Program transfer tunai terutama di negara seperti Ukraina, di mana sistem dan arsitektur keuangan masih berfungsi, di mana ATM tersedia, adalah cara penting untuk menjangkau orang dengan cepat dengan transfer tunai atau pendapatan dasar sementara," katanya.

"Beberapa pengumuman baru-baru ini oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional dalam hal jalur kredit dan pendanaan yang tersedia jelas akan membantu pihak berwenang Ukraina untuk dapat menyebarkan program semacam itu."

Perekonomian Ukraina penting untuk Afrika

Laporan UNDP mengatakan bahwa operasi bantuan tunai darurat, yang akan menelan biaya sekitar USD 250 juta per bulan, akan menutupi kehilangan sebagian pendapatan bagi 2,6 juta orang yang diperkirakan akan jatuh ke dalam kemiskinan. Program penghasilan dasar sementara yang lebih ambisius dan menyediakan USD 5,50 per hari per orang akan menelan biaya sekitar USD $430 juta per bulan.

Perekonomi Ukraina diperkirakan akan berkontraksi sebesar 10 persen pada 2022 sebagai akibat dari invasi Rusia, tetapi prospeknya dapat memburuk secara tajam jika konflik berlangsung lebih lama, kata IMF dalam laporan staf yang dirilis pada hari Senin (14/3/2022).

Bank Dunia menyetujui hampir USD 200 juta dalam pembiayaan tambahan untuk meningkatkan dukungan terhadap orang-orang yang rentan. Pendanaan tersebut melebihi USD 723 juta yang disetujui minggu lalu dan merupakan bagian dari paket dukungan USD 3 miliar yang diperjuangkan Bank Dunia untuk sampai ke Ukraina dan rakyatnya dalam beberapa minggu mendatang.

Achim Steiner juga menekankan pentingnya Ukraina bagi perekonomian negara-negara lain, terutama sekelompok negara Afrika yang katanya mendapatkan sepertiga dari pasokan gandum mereka dari Ukraina dan Rusia.

hp/pkp (dpa, rtr)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement