Rabu 16 Mar 2022 19:25 WIB

Tim Konseling UNP Berikan Trauma Healing untuk Korban Gempa Pasaman

Trauma healing ini patut diberikan terutama kepada anak-anak.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah pelajar SD di pengungsian korban gempa mengikuti sesi trauma healing  (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Sejumlah pelajar SD di pengungsian korban gempa mengikuti sesi trauma healing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PASAMAN BARAT -- Universitas Negeri Padang (UNP) menurunkan tim Konseling Trauma BK Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNP dan HMJ BK FIP KM UNP untuk memberikan trauma healing kepada korban gempa bumi di Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman. Trauma healing ini patut diberikan terutama kepada anak-anak.

Perwakilan tim konseling, Zikra, mengatakan tim ini turun ke lapangan itu setelah dua minggu pascagempa. Menurut Zikra, dalam waktu itulah yang efektif untuk melakukan konseling trauma.

Baca Juga

"Tim Konseling Trauma Anak-anak dari mahasiswa program studi S1, bertugas menghilangkan trauma yang ada pada anak-anak korban pascagempa," kata Zikra, Rabu (16/3/2022).

Teknik yang dilakukan yaitu play therapy konseling atau mewarnai, menyusun puzzle dan finger painting. Melalui warna dapat diketahui bahwa apakah anak tersebut mengalami trauma atau tidak.

Zikra menjelaskan ada salah seorang anak mewarnai gambar dengan warna yang dominan coklat. Alasan anak tersebut bahwa dia masih ingat dengan bencana galodo yang berwarna coklat.

Di samping itu, anak-anak yang mewarnai dengan tidak rapi maka dapat dikatakan anak tersebut memiliki sedikit trauma. Sambil mewarnai, tim konseling trauma juga menanyakan hal-hal kecil kepada anak-anak korban gempa.

Selanjutnya, Tim Konseling Trauma Remaja dari Dosen dan Mahasiswa S2, S3, dan Pendidikan Profesi Konselor yang melakukan konseling dewasa. Menurut Zikra, masyarakat disana hanya memiliki sedikit trauma akan bencana gempa. Tetapi yang mereka khawatirkan yaitu bagaimana melangsungkan kehidupan normal sebelumnya.

"Semangat dalam diri masyarakat tersebut sudah hilang karena memikirkan kelangsungan hidup normal tadi, karena mereka tidak mempunyai biaya untuk membangun rumah, melanjutkan sekolah anak-anaknya," ucap Zikra.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement