Rabu 16 Mar 2022 00:59 WIB

Pasar Mobil Bekas Tunjukkan Pergerakan Positif

Berdasar riset OLX, 48 persen masyarakat ingin membeli mobil bekas.

Pekerja mengecek mobil bekas di bursa mobil bekas, Blok M, Jakarta, Ahad (27/2/2022).  Pasar mobil bekas Tanah Air diprediksi mengalami peningkatan di tahun ini. sejak awal 2022, penjualan mobil bekas sudah mengalami peningkatan sekitar 30 hingga 40 persen. Tren kenaikan ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga bulan Mei mendatang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja mengecek mobil bekas di bursa mobil bekas, Blok M, Jakarta, Ahad (27/2/2022). Pasar mobil bekas Tanah Air diprediksi mengalami peningkatan di tahun ini. sejak awal 2022, penjualan mobil bekas sudah mengalami peningkatan sekitar 30 hingga 40 persen. Tren kenaikan ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga bulan Mei mendatang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar mobil bekas di Tanah Air terus menunjukkan pergerakan ke arah positif meski masih dipengaruhi oleh pandemi Covid-19. CEO OLX Group Indonesia Johnny Widodo memprediksi pasar mobil bekas akan naik 2 hingga 3 persen pada tahun 2022.

"Ada banyak macam alasannya. Pertama, yang pasti, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dari customer di Indonesia itu naik," kata Johnny saat acara virtual bersama media pada Selasa (15/3/2022). Alasan lainnya, lanjut Johnny, adalah pasokan mobil bekas yang terus meningkat serta ekspor dan impor mobil completely built-up (CBU) juga mulai pulih.

Baca Juga

Mobil-mobil yang tetap laku di tahun 2022, kata dia, di antaranya Honda CRV, Honda Jazz, Toyota Innova, Honda Brio, dan Toyota Avanza. Dari sisi konsumen, Johnny memaparkan bahwa berdasarkan riset internal perusahaan, masih banyak orang yang ingin membeli mobil bekas, yakni sekitar 48 persen. Kemudian, 34 persen konsumen ingin meng-upgrade mobil mereka.

"Dan kebanyakan dari mereka, sekitar 70 persen, mereka sudah menetapkan anggaran untuk membeli mobil dan 70 persen juga mencari mobil melalui platform online," kata dia. "Ini menarik. Seiring dengan berjalannya proses digitalisasi di lini bisnis termasuk otomotif, pergerakan orang untuk mencari produk itu sudah banyak yang melalui online selection," lanjutnya.

Johnny juga mengatakan bahwa dalam memilih mobil, konsumen saat ini cenderung sangat fleksibel sehingga tidak keberatan untuk beralih merek, asalkan masih sesuai anggaran dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, lanjut Johnny, konsumen juga sangat mempertimbangkan kondisi mobil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement