Rabu 16 Mar 2022 03:58 WIB

Kepala BPIP Ingatkan Generasi Muda Kuasai Sains untuk Kemajuan Bangsa

Pentingnya penguasaan sains merupakan keberlanjutan dari ajaran para ulama masa lalu

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi mengingatkan pentingnya penguasaan berbagai inovasi sains oleh para generasi muda Tanah Air. (ilustrasi).
Foto: Dok Republika
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi mengingatkan pentingnya penguasaan berbagai inovasi sains oleh para generasi muda Tanah Air. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi mengingatkan pentingnya penguasaan berbagai inovasi sains oleh para generasi muda Tanah Air untuk memastikan jalan kemajuan bangsa Indonesia.

"Generasi muda sebagai bagian besar dalam demografi penduduk Indonesia harus mengembangkan kecakapan sains untuk memastikan jalan kemajuan bangsa," katanya dalam Kuliah Umum bertajuk "Pancasila sebagai Pondasi Generasi Unggul dan Indonesia Maju" di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima di Yogyakarta, Selasa (15/3/2022).

Baca Juga

Yudian mengatakan, perkembangan teknologi produksi mutakhir, yang mengawinkan berbagai inovasi sains terkini seperti 'machine learning' atau 'artificial intelligence', telah menciptakan disrupsi dalam berbagai bidang. "Kecakapan sains dan antisipasi terhadap perubahan yang ditimbulkannya akan sangat menentukan bagaimana bangsa kita memiliki kendali dan bahkan mengarahkan perubahan sesuai cita-cita pendiri bangsa," katanya.

Menurut dia, pentingnya penguasaan sains merupakan keberlanjutan dari ajaran para ulama masa lalu, terutama Teungku Syiah Kuala, yang menjadi inspirasi nama Universitas. Keberhasilan penyebaran Islam di Aceh tidak didasarkan pada paksaan, tetapi melalui pendekatan nalar dalam membaca dinamika masyarakat, sehingga ajaran Islam bisa menyebar hingga seluruh Nusantara.

Berkaca pada fakta ini, Yudian juga menekankan pentingnya civitas akademika Universitas Syiah Kuala untuk senantiasa menumbuhkembangkan kesadaran historis dan kecakapan ideologis. "Kesadaran historis penting agar bangsa Indonesia tidak terjebak dalam kekosongan. Bangsa-bangsa di dunia, termasuk di Aceh sendiri, menunjukkan bahwa kesadaran sejarah memainkan peran penting," katanya.

Kepala BPIP juga mengatakan, bahwa memelihara dan mengembangkan Pancasila sebagai warisan nilai luhur bangsa juga adalah bagian dari kesadaran bersejarah. "Berbekal Pancasila, bangsa Indonesia hari ini memiliki landasan yang kuat untuk mewujudkan Indonesia Maju melalui terpenuhinya sistem pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan dan pendalaman keagamaan, yang bertujuan meningkatkan keyakinan hidup bersama sebagai suatu bangsa dalam menjamin keamanan dan mewujudkan kesejahteraan," katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Marwan menyampaikan, bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila menjadi syarat agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan berkarakter, karena itu pihaknya memberi dukungan terhadap pembinaan ideologi Pancasila bagi generasi muda, khususnya mahasiswa. "Apabila pembangunan karakter bangsa Indonesia tidak berhasil, maka Indonesia akan sulit untuk menjadi bangsa yang besar. Oleh karena itu menghidupkan kembali karakter setiap insan Indonesia sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila merupakan jalan terbaik untuk mengubah Indonesia menjadi bangsa yang maju dengan SDM yang lebih unggul," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement