Selasa 15 Mar 2022 14:58 WIB

Industri Pengolahan di Pesisir Selatan Tumbuh Lampaui Target

Pertumbuhan terjadi karena daya beli masyarakat yang tetap terjaga,

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja melakukan perawatan bibit sawit (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, mengungkapkan, industri pengolahan di daerah itu pada 2021 tumbuh di atas target yang ditetapkan.
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Pekerja melakukan perawatan bibit sawit (ilustrasi). Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, mengungkapkan, industri pengolahan di daerah itu pada 2021 tumbuh di atas target yang ditetapkan.

REPUBLIKA.CO.ID, PAINAN -- Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, mengungkapkan, industri pengolahan di daerah itu pada 2021 tumbuh di atas target yang ditetapkan, meski di tengah gempuran pandemi Covid-19.

Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar mengatakan, pertumbuhan terjadi karena daya beli masyarakat yang tetap terjaga, seiring dengan meningkatnya pengeluaran per kapita selama periode tersebut jika dibandingkan tahun sebelumnya. "Di 2021 pengeluaran per kapita tercatat sebesar Rp 9.720.000, dari Rp 9.212.000," ujar Rusma di Painan, Selasa (15/3/2022).

Baca Juga

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai produksi industri pengolahan Pesisir Selatan dalam Pendapatan Produk Domestik Regional (PDRB) 2021 sebesar Rp 725 miliar, dari Rp 700 miliar periode 2020. Kenaikan itu bahkan jauh di atas target yang ditetapkan pemerintah kabupaten dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021-2026 sebesar Rp 703 miliar.

Rusma melanjutkan, kenaikan pengeluaran per kapita sejalan dengan bantuan sosial dari pemerintah pusat dan daerah pada keluarga kurang mampu dan masyarakat terdampak penanganan Corona. Tak hanya karena kebijakan stimulan yang mampu menjaga daya beli masyarakat, pemicu lain meningkatnya kinerja industri pengolahan adalah membaiknya harga kelapa sawit sejak medio 2021.

Apalagi Pesisir Selatan tercatat sebagai salah satu daerah penghasil tandan buah sawit terbesar di Sumatra Barat. "Sekitar 10 dari 15 kecamatan yang ada merupakan daerah penghasil tandan buah segar sawit," terang dia.

Sedangkan pada akhir tahun pelaksanaan RPJMD pemerintah kabupaten secara bertahap menargetkan sumbangan industri pengolahan terhadap pembentukan PDRB sebesar Rp 764 miliar.

Ia menjelaskan target itu diwujudkan melalui pengembangan industri kecil, menengah dan besar yang saling bersinergi dalam satu jaringan guna menghasilkan yang produk berkualitas dan berdaya saing. Industri pengolahan diutamakan berbasis komoditi unggulan lokal seperti misalnya pada sektor pangan, sehingga petani dan pelaku industri sama-sama mendapat manfaat secara ekonomi.

Menginisiasi pembangunan kawasan industri seperti industri pengolahan di Kecamatan Batang Kapas dan Tarusan untuk perikanan serta Kecamatan Sutera kawasan pengolahan gambir. Membantu pemasaran produk industri pengolahan lokal melalui berbagai promosi dan event daerah. Mengikuti pameran mulai dari tingkat regional, nasional maupun internasional.

"Bahkan pemerintah daerah menargetkan omzet ekonomi kreatif pada 2026 sebesar Rp 50 miliar sejalan dengan pengembangan pariwisata," ujar Rusma.

Sementara khusus untuk industri kecil BPS juga mengonfirmasi mengalami kenaikan nilai produksi dari Rp 433 miliar pada 2020, menjadi Rp 443 miliar pada 2021 yang ditopang industri makanan sebesar Rp 179 miliar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement