Selasa 15 Mar 2022 00:42 WIB

IDI Cabang Sukoharjo Angkat Bicara Terkait Meninggalnya Dokter Sunardi

"Beliau juga rajin mengurus Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktek."

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Logo Ikatan Dokter Indonesia (ilustrasi)
Logo Ikatan Dokter Indonesia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sukoharjo angkat bicara terkait meninggalnya almarhum Dokter Sunardi yang diduga terlibat jaringan terorisme. Dokter Sunardi ditembak mati oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pekan lalu.

"Kami menyampaikan duka cita mendalam untuk keluarga almarhum dr Sunardi. Secara profesi medis, almarhum dikenal sebagai sosok dengan jiwa sosial yang tinggi dan selalu aktif turun menangani pasien saat ada bencana alam. Selain itu, beliau juga rajin mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP),” kata dr Arif Budi Satria, SpB, Ketua IDI Sukoharjo dalam keterangan tertulis, Senin (14/3/2022).

Baca Juga

Dr Arif juga menegaskan bahwa organisasi IDI selalu mengedepankan humanisme dan memang sesuai dengan kode etik dan dalam sumpah dokter, fokus pertama adalah kemanusiaan. Dalam sumpah dokter juga ada poin dimana para dokter diminta berikhtiar dengan sungguh-sungguh agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien.

Selain itu dr Arif juga menekankan, bahwa IDI Sukoharjo adalah organisasi yang patuh pada hukum yang merupakan organisasi resmi di bawah naungan NKRI dan Undang-Undang yang berarti IDI mengedepankan konstitusi dan patuh pada penegakan hukum. Setiap dokter juga selalu diingatkan akan sumpah yang diucapkan pada saat dilantik menjadi dokter.

Dalam kaitannya dengan hal ini, dr Arif menegaskan keterkaitan IDI dan profesi dokter dengan dugaan terorisme menjadi sebuah kontradiksi. Mengingat, selama ini IDI dan dokter fokus pada kemanusiaan sementara yang ada saat ini berkaitan dengan terorisme.

“Agar tidak terjadi distorsi, kami meminta masyarakat agar tidak menyangkutpautkan kasus terorisme yang disangkakan kepada Sunardi dengan profesinya sebagai dokter. Perlu ada koreksi penyebutan, jangan almarhum dokter Sunardi, tapi Bapak Sunardi, mungkin itu bisa jadi salah satu bentuk komunikasi. Karena sebagaimana bahwa profesi-profesi lainpun bisa mengalami hal yang sama. Pengawasan dan pembinaan terus dilakukan oleh IDI Sukoharjo supaya tidak terlibat dalam kegiatan yang membahayakan orang lain,” tegasnya.

Awal pekan ini, Ketua IDI Sukoharjo, dr Arif Budi Satria, SpB  dan Wakil Ketua IDI Sukoharjo, dr Muhammad Daris Raharjo telah melakukan pertemuan dan diterima langsung oleh Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy dan Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan. Dari hasil pertemuan tersebut, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Muhammad Iqbal Alqudusy mengatakan, peristiwa ini tidak ada kaitannya dengan profesi Sunardi sebagai dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement