Senin 14 Mar 2022 20:28 WIB

IHSG dalam Jangka Menengah Diprediksi Cetak Rekor Baru

Laporan keuangan emiten menjadi katalis positif bagi IHSG.

Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/3/2022). IHSG akan mencetak rekor baru di level 7.500 dan setelah itu indeks akan kembali mengalami koreksi.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/3/2022). IHSG akan mencetak rekor baru di level 7.500 dan setelah itu indeks akan kembali mengalami koreksi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Founder B-Trade Wijen Pontus memprediksi dalam jangka menegah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencetak rekor baru di level 7.500 dan setelah itu indeks akan kembali mengalami koreksi. Menurut Wijen, laporan keuangan emiten pada 2021 yang diperkirakan kinerjanya mengalami peningkatan signifikan, akan menjadi katalis positif bagi IHSG.

"Untuk sentimen positif masih datang dari laporan keuangan emiten annual 2021, yang harusnya banyak yang positif dan naik secara year on year," ujar Wijen dalam keterangan di Jakarta, Senin (14/3/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, dalam kurun waktu dua pekan ke depan, IHSG akan berada di rentang level 7.000. Level tersebut merupakan level support bagi IHSG, sebelum akhirnya nanti akan kembali terkoreksi.

"Oleh karena itu target jangka pendeknya 7.200 dan 7.300, tapi untuk jangka menengahnya di 7.500-an, kemudian IHSG akan turun lagi ke level 6.484," kata Wijen.

Seiring dengan kenaikan IHSG, Direktur Investasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) Hendra Purnama meyakini kinerja keuangan perseroan pada 2022 akan tumbuh positif. Hal tersebut, lanjut Hendra, karena emiten berkode saham MTEL itu akan lebih agresif lagi dalam mengembangkan bisnis towernya ke luar Pulau Jawa.

Penyebaran tower di luar Pulau Jawa hampir 58 persen sehingga ini menjadi kesempatan bagi operator jaringan seluler atau MNO untuk menggelar jaringannya. "Untuk guidance di 2022 ini kita menargetkan 10 persen dari sisi revenue. Dari sisi EBITDA peningkatan 13 persen itu bisa dicapai ketika kita memiliki capex Rp 9,9 triliun," ujar Hendra.

Hendra pun optimistis setiap tahunnya pertumbuhan bisnis tower telekomunikasi perseroan bisa tumbuh 11 persen, melebihi dari pertumbuhan industri tower secara nasional. "Growth industri tower nasional 5 persen karena memang industri ini memiliki kontrak jangka panjang dan growth kita sampai 2025 11 persen per tahunnya," kata Hendra.

Pada awal pekan ini, saham MTEL sendiri terpantau naik 15 poin atau 1,88 persen ke posisi Rp 815 per saham.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement