Senin 14 Mar 2022 19:50 WIB

PB IDI: 751 Dokter Meninggal Selama Pandemi Covid-19

Laporan paling banyak dari Provinsi Jawa Timur, sebanyak 169 dokter meninggal.

Rep: Dian Fath Risalah, Antara/ Red: Andri Saubani
Seorang dokter memberi tahu kerabat korban Covid-19 bahwa orang tersebut telah meninggal. Di Indonesia, menurut data PB IDI, sebanyak 751 dokter meninggal hingga Ahad (13/3/2022). (ilustrasi)
Foto: AP/Jorge Saenz
Seorang dokter memberi tahu kerabat korban Covid-19 bahwa orang tersebut telah meninggal. Di Indonesia, menurut data PB IDI, sebanyak 751 dokter meninggal hingga Ahad (13/3/2022). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat selama pandemi Covid-19 yakni Maret 2020 hingga Ahad (13/3/2022) sebanyak 751 kematian terjadi pada dokter. Data ini berdasarkan survei yang dilakukan oleh Tim Mitigasi PB IDI.

"Data terbaru ini sesuai data laporan masuk 13 Maret 2022 pukul 12.00 WIB, terkait para sejawat dokter yang telah berpulang mendahului kita selama masa pandemi Covid-19 ini. Peningkatan angka kematian masih tercatat cabang dan wilayah di luar Jawa dan Bali," kata Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Mohammad Adib Khumaidi saat dikonfirmasi, Senin (14/3/2022).

Baca Juga

Berdasarkan data Tim Mitigasi PB IDI, dari 751 dokter yang meninggal, 397 merupakan dokter umum, kemudian 346 dokter spesialis dan 8 dokter residen. Laporan paling banyak datang dari Provinsi Jawa Timur sebanyak 169 kematian, kemudian disusul Provinsi Jawa Barat 118 kematian, Provinsi Jawa Tengah sebanyak 106 kematian dan DKI Jakarta sebanyak 97 kematian.

Adapun kematian terbanyak terjadi pada tahun 2021 yakni sebanyak 495 kematian pada dokter. Sementara di tahun 2022 ini tercatat empat kematian telah terjadi. Pada tahun 2020 awal pandemi kematian tercatat sebanyak 252.

Adib pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua sejawat dokter di IDI cabang Kota dan Kabupaten yang tanpa lelah membantu sejawat dokter yang harus isolasi mandiri hingga merujuk ke rumah sakit. Ia pun berharap agar protokol kesehatan dan masif vaksin bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian Covid-19.

"Semoga pandemi cepat berakhir. Jangan lelah untuk menerapkan protokol kesehatan karena menjadi tanggung jawab kita bersama dalam menyelesaikan pandemi ini," ujar Adib.

Hari ini, tercatat kasus aktif Covid-19 kembali turun dan sudah menyentuh angka 312.958 atau turun 29.938 setelah sehari sebelumnya pada Ahad sempat di posisi 342.896 Kasus aktif adalah jumlah orang yang positif Covid-19 dan masih menjalani isolasi atau perawatan di rumah sakit.

Penurunan kasus aktif ini konsisten sejak Senin (28/2/2022) dari 569.736 hingga kini mulai menyentuh angka 300 ribu. Angka kasus konfirmasi harian hari ini juga mengalami penurunan menjadi 9.629 dari hari sebelumnya yang berada di angka 11.585. Untuk konfirmasi kematian hari ini, tercatat 271orang meninggal, total jumlah kematian karena Covid-19 sebanyak 152.437.

Sementara itu, 5.434.728 orang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19, setelah bertambah 39.296 pada hari ini. Adapun, jumlah spesimen hari yang diperiksa sebanyak 195.229.

 

 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, meski angka-angka penanganan pandemi Covid-19 membaik, masih ada beberapa catatan yang perlu dikejar. Terutama cakupan vaksinasi Covid-19 secara lengkap dan vaksinasi booster untuk segera membentuk kekebalan kelompok.

“Untuk mencegah risiko terburuk dari infeksi Covid-19 faktor berikutnya yang harus dikejar dengan cepat adalah pemenuhan vaksinasi lengkap dan booster secara nasional. Apabila angka vaksinasi lengkap dan booster dengan cepat kita penuhi, persiapan menuju epidemi akan semakin cepat kita bisa lakukan,” kata Nadia dalam keterangan, Senin.

Terbukti dari data Kemenkes, vaksinasi lengkap dan booster sangat mampu mengurangi risiko dirawat dan kematian dibandingkan kepada orang yang tidak divaksinasi maupun vaksinasinya belum lengkap. 70 persen dari 8.230 pasien meninggal yang sudah diaudit Kemenkes belum menerima vaksinasi lengkap. Hal ini semakin parah apabila infeksi Covid-19 terjadi pada lansia dengan angka fatalitas mencapai 56 persen. Pasien komorbid yang menjadi korban meninggal juga dalam audit Kemenkes mencapai 51 persen.

Laju vaksinasi hari ini mencatat penambahan cukup baik. Vaksinasi dosis 1 mencapai 193.474.037. Lalu vaksinasi dosis 2 mencapai 151.486.424. Sementara vaksinasi ketiga atau booster tercatat 14.628.765.

Pekan lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebut terjadi penurunan minat masyarakat di Jakarta untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau vaksinasi booster dibandingkan saat pelaksanaan vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua. Kepala Dinkes DKI Jakarta, Widiyastuti, saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (11/3/2022), mengatakan, capaian vaksinasi dosis ketiga sampai saat ini baru mencapai sekitar 1,6 juta orang.

"Tolong diinfokan kepada warga, karena di DKI Jakarta baru sekitar 1,6 juta orang yang disuntik vaksin booster," katanya.

Menurut Widyastuti, alasan utama rendahnya minat warga untuk mengikuti vaksinasi booster karena masih banyak warga yang memilih vaksin. "Ketika vaksin yang diinginkan tidak tersedia, mereka tidak berminat untuk menjalani vaksinasi," katanya.

Widyastuti menegaskan bahwa semua jenis vaksin yang tersedia telah mendapatkan rekomendasi dari Badan Pengurus Obat dan Makanan (BPOM). Dia mengingatkan masyarakat agar tidak perlu ragu datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan suntikan vaksin booster.

"Ya, semua vaksin sudah mendapatkan rekomendasi dari BPOM dan kami siap memberikan layanan," ujarnya.

Widyastuti juga memastikan saat ini stok vaksin di Jakarta masih dalam kategori aman. Beberapa yang tersedia seperti, jenis Sinovac, Astrazaneca, dan Pfizer.

"Saat ini ada kalau Sinovac memang kita prioritaskan untuk yang vaksin primer. Untuk booster tersedia Astrazeneca dan Pfizer," tuturnya.

 

photo
Sanksi pidana bagi pelanggar prokes di Yogyakarta. - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement