Senin 14 Mar 2022 07:05 WIB

Rudal Rusia Hantam Fasilitas Militer Ukraina di Dekat Perbatasan Polandia

Serangan ridal Rusia ini menewaskan 35 orang dan melukai 134 lainnya.

Rep: Lintar Satria / Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Rusia telah meluncurkan rentetan serangan udara dan rudal ke Ukraina
Foto: AP/Sergei Grits
Rusia telah meluncurkan rentetan serangan udara dan rudal ke Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Rentetan rudal Rusia menghantam pangkalan besar Ukraina di dekat perbatasan Polandia yang merupakan anggota NATO, pada Ahad (13/3/2022). Serangan ini menewaskan 35 orang dan melukai 134 lainnya.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangan udara itu telah menghancurkan sebagian besar senjata yang dipasok oleh negara-negara asing, yang disimpan di fasilitas pelatihan itu. Rusia mengklaim serangan tersebut telah menewaskan 180 tentara bayaran asing. Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi korban yang dilaporkan oleh kedua belah pihak.

Serangan Rusia dilaporkan menghantam Pusat Perdamaian dan Keamanan Internasional Yavoriv, yaitu ​​sebuah pangkalan yang berjarak 25 kilometer dari perbatasan Polandia yang sebelumnya menampung instruktur militer NATO. Pada Sabtu (12/3/2022) Rusia telah memperingatkan bahwa, konvoi pengiriman senjata Barat ke Ukraina dapat dianggap sebagai target yang sah.

Gubernur regional, Maksym Kozytskyy mengatakan, pesawat Rusia menembakkan sekitar 30 roket ke fasilitas Yavoriv. Beberapa roket berhasil dicegat. Sedikitnya 35 orang tewas dan 134 terluka dalam serangan itu.  Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan, Rusia telah menggunakan senjata jarak jauh berpresisi tinggi untuk menyerang Yavoriv dan fasilitas terpisah di desa Starichi.

Baca juga : Rekomendasi Saham Berpotensi Cuan Pekan Ini di Tengah Krisis Rusia-Ukraina

"Akibat serangan itu, 180 tentara bayaran asing dan sebagian besar senjata asing dihancurkan," kata Konashenkov.

Fasilitas Yavoriv memiliki luas 360 kilometer persegi. Ini adalah salah satu  terbesar di Ukraina, yang sejauh ini terhindar dari pertempuran terburuk. Ukraina, mengadakan sebagian besar latihannya dengan negara-negara Barat di pangkalan itu sebelum invasi.

Latihan besar terakhir digelar pada September. Menurut media Ukraina, semua instruktur asing telah meninggalkan pangkalan itu pada pertengahan Februari.

"Ruang makan dan asrama hancur. Begitu juga baraknya," kata Kolonel Leonid Benzalo, seorang petugas medis Ukraina yang terlempar ke seberang ruangan karena ledakan.  "Yang paling penting adalah kami masih hidup," katanya kepada Reuters setelah merawat beberapa orang yang terluka.

Inggris menyebut serangan itu sebagai eskalasi signifikan. Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, kebrutalan Rusia harus dihentikan. Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan memperingatkan bahwa, setiap serangan di wilayah NATO akan memicu tanggapan penuh oleh aliansi tersebut.

Baca juga : Juru Runding: Ukraina Libatkan Israel dan Turki untuk Negosiasi dengan Rusia

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement