Senin 14 Mar 2022 03:30 WIB

Kepri Tercatat Miliki 77 Warisan Budaya tak Benda

Ke 77 Warisan Budaya tak Benda itu tersebar di kabupaten/kota se-Kepri.

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Juramadi Esramdi Tanjungpinang, Ahad (13/3/2022) menyampaikan, sejak 2013 hingga 2021 tercatat ada sebanyak 77 warisan budaya takbenda (WBTb) dari daerah tersebut. Dia menyebutkan, awal Desember 2021, Kemendikbudristek memberikan sertifikat WBTb kepada 21 warisan budaya di Kepri.

Juramadi memerinci 77 WBTb itu tersebar di kabupaten/kota se-Kepri, antara lain dari Kabupaten Lingga 66, Kabupaten Karimun empat, Kota Tanjungpinang tiga, Kabupaten Natuna dan Anambas tiga, serta Kabupaten Bintan satu WBTb. "Kecuali Kota Batam, belum menyerahkan sama sekali, dan ke depan kita harapkan segera dapat ikut serta," kata Juramadi Esram.

Baca Juga

Juramadi menyatakan pendataan WBTb harus terus dilakukan agar pelestarian budaya milik Kepri dapat ditetapkan dan terdaftar sebagai WBTb nasional. Menurutnya WBTb merupakan identitas bangsa yang harus dikenalkan dan dilestarikan, tentu hal ini harus disertai dengan upaya pelestarian. "Kita akan usahakan lagi agar jumlah WBTb Kepri semakin banyak yang diakui nasional hingga internasional," ujarnya.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Sekdaprov Kepri Eko Sumbaryadi meminta agar pelestarian WBTb di Kepri terus dilakukan agar tidak hilang di muka bumi nantinya. Ia menyatakan budaya Indonesia yang tidak dijaga pernah hampir direbut negara lain. Ia tidak menginginkan hal ini terjadi terhadap budaya, khususnya milik Kepri. 

"Maka dari itu WBTb Kepri wajib dilindungi, dilestarikan, dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," kata Eko.

Dia mengatakan, semangat pelestarian dan pemajuan ini harus dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya, ia mendorong agar kabupaten/kota menggelar pagelaran WBTb, sehingga budaya yang ada dapat dikenal semakin luas dan tidak hilang sampai kapan pun.

"Misalnya pagelaran WBTb permainan gasing yang baru-baru ini digelar di Kota Tanjungpinang. Ini kan sangat bagus, karena generasi sekarang sudah jarang memainkan permainan tradisional khas Melayu, maka jangan sampai punah dimakan zaman," ucap Eko.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement