Senin 14 Mar 2022 00:35 WIB

Jokowi Temukan Fakta Minyak Goreng Kosong di Minimarket Yogyakarta

Penjaga minimarket menyebut bahwa minyak goreng datang tak menentu.

Rep: Febryan A/ Red: Andi Nur Aminah
Presiden Joko Widodo mendapati minyak goreng kosong saat sidak di sebuah minimarket di Yogyakarta, Ahad (13/3/2022)
Foto: Setneg
Presiden Joko Widodo mendapati minyak goreng kosong saat sidak di sebuah minimarket di Yogyakarta, Ahad (13/3/2022)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengecek ketersediaan minyak goreng di sejumlah lokasi pasar dan toko swalayan di Yogyakarta, Ahad (13/3/2022) pagi. Jokowi mendapati minyak goreng kosong di sebuah minimarket. Sedangkan di pasar dia menemukan minyak goreng dengan harga mahal. 

Jokowi pertama kali melakukan inspeksi ke sebuah minimarket di Pasar Kembang, Yogyakarta pada pukul 09.05 WIB. Presiden langsung menuju tempat minyak goreng di minimarket itu, tapi dia tak menemukan satu pun minyak goreng. 

Baca Juga

“Sejak kapan tidak ada?” tanya Presiden, sebagaimana dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden di Jakarta, Ahad. "Baru tadi pagi Pak,” jawab penjaga minimarket itu. 

Jokowi pun menanyakan harga jual minyak goreng di sana. “Kalau yang dua literan itu Rp 28 ribu, tapi kalau yang satu liter itu Rp 14 ribu,” ucap penjaga minimarket. 

Jokowi lantas menanyakan kapan minyak goreng akan kembali datang untuk minimarket itu. Penjaga menyebut bahwa minyak goreng datang tak menentu, tak ada jadwal pastinya. 

Selanjutnya Jokowi mengecek ketersediaan minyak goreng di pedagang yang berada di Pasar Beringharjo dan Pasar Sentul Yogyakarta. Di kedua pasar tersebut, Jokowi memang menemukan minyak goreng, tapi harganya bervariasi, mulai dari Rp 14 ribu per liter hingga Rp 20 ribu per liter. "Barang ada, tapi mahal ya," kata Jokowi. 

Tingginya harga minyak goreng ternyata tidak menjamin ketersediaan stok. Para pedagang mengatakan kepada Jokowi bahwa mereka tidak tahu pasti kapan stok minyak goreng akan tiba kembali. “Enggak mesti Pak, bisa tiga hari sekali,” ucap salah satu pedagang kepada Jokowi. 

Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan sejak 1 Februari telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng Rp 11.500 hingga Rp 14 ribu per liter. 

Terpisah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut, pengecekan langsung yang dilakukan Presiden Jokowi merupakan suatu kelaziman ketika berada di daerah, termasuk soal minyak goreng. "Pada prinsipnya Bapak Presiden dalam setiap kunjungan ke daerah, beliau pasti juga melakukan sidak untuk melihat persoalan yang menyangkut minyak goreng dan beliau sangat memahami persoalan ini," ujar Pramono di Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Pramono mengatakan, Presiden akan segera memutuskan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah dalam waktu dekat terkait persoalan kelangkaan minyak goreng ini. Presiden akan segera mengadakan rapat bersama jajarannya selepas acara di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. 

Baca juga : Meski Bangun IKN, Jokowi Tegaskan tak Ingin Tinggalkan DKI

"Hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama, sehingga dengan demikian direncanakan setelah kembali dari acara IKN ini, Presiden akan mengadakan rapat intern untuk segera memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng ini," ucapnya. 

Pramono menyebutkan bahwa pemerintah akan meminta para produsen minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk memprioritaskan kebutuhan di dalam negeri. Sebab, dari 50 juta total produksi CPO Indonesia, sekitar 26 hingga 28 juta di antaranya diekspor. "Maka harus diminta kepada produsen untuk lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat kita pada saat ini, walaupun harga di luar tinggi sekali," kata Pramono.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement