Sabtu 12 Mar 2022 14:35 WIB

Mengejar Cita-Cita Masuk Kampus Idaman

Jika kuliah tak sesuai dengan minat dan bakat anak akan membuat anak tersiksa

Buat kalian, generasi muda yang suka berkompetisi dan haus gelar juara, ayo ikuti Olmpiade Akuntansi (OAK) 2022 yang diselenggarakan oleh SMK 3 Tegal, bekerja sama dengan Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tegal
Foto: istimewa
Buat kalian, generasi muda yang suka berkompetisi dan haus gelar juara, ayo ikuti Olmpiade Akuntansi (OAK) 2022 yang diselenggarakan oleh SMK 3 Tegal, bekerja sama dengan Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) kampus Tegal

Oleh : Sri Rahayuningsih (Guru SMAN 1 Cerme, Gresik)

REPUBLIKA.CO.ID, Menjadi mahasiswa di kampus ternama merupakan idaman dari sebagian besar peserta didik kelas XII. Ketika siswa duduk di kelas XII di semester 5, mereka mulai sering berkonsultasi ke BK atau wali kelas. Pemilihan jurusan, dan kampus yang di tuju menjadi topik yang utama.

Konseling akan terus berlanjut sampai awal semester enam, dan semakin intens menjelang pendaftaran. Mereka tidak lagi konsentrasi pada pelajaran, melainkan fokus pada pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN).

Pada saat konsultasi jurusan, tak jarang di warnai tangisan siswa. Pasalnya terjadi perbedaan pendapat antara anak dan orang tua. Sebagai contoh, orang tua yang berprofesi sebagai kontraktor, menginginkan anaknya kuliah di tekhnik sipil, dengan harapan nantinya akan meneruskan usahanya, namun si anak lebih suka di bidang kesehatan. Atau sebaliknya, orang tua bekerja di bidang kesehatan, menghendaki anaknya kuliah di bidang kesehatan, namun si anak lebih menyukai bidang teknik atau IT.

Perbedaan penentuan jurusan dan kampus yang di tuju,  sering kali  diwarnai dengan drama antara orang tua dan siswa. Peran wali kelas dan Bimbingan Konseling (BK) yang akan menjadi penengah, untuk menyelesaikan ketegangan antara siswa dan orang tua. Acap kali terlontar dari anak,” Ayah saja yang kuliah,” atau ungkapan kekesalan dari orang tua,” kalau kamu tetap memilih jurusan itu, Ayah tidak mau membiayai.”

Wali kelas dan guru BK memegang peranan penting, untuk memberi pemahaman kepada anak. Restu orang tua sangat diperlukan, karena ridho Allah terletak pada ridho orang tua. Pun orang tua juga diberi pemahaman tentang kemampuan dan bakat siswa. Jika kuliah tidak sesuai dengan minat dan bakat anak, akan membuat anak tersiksa selama empat atau lima tahun masa perkuliahan. 

Pemahaman tentang berbagai macam peluang masuk PTN, bukan hanya di perlukan oleh peserta didik saja. Orang tua  juga harus paham, agar bisa berdiskusi untuk menentukan jurusan, dan kampus yang di tuju. Dengan memahami jalur masuk Perguruan Tinggi, akan memudahkan untuk memilih jalur yang sesuai dengan kemampuan akademik dan bakat anak. Selain itu, rencana cadangan perlu disiapkan, sehingga ketika gagal di salah satu jalur, sudah siap dengan  jalur penerimaan lainnya. Adapun jalur masuk perguruan tinggi antara lain: 

  1. SNMPTN

Lebih dikenal dengan nama jalur undangan. Calon mahasiswa diseleksi berdasarkan prestasi dan portofolio akademik mulai semester 1 hingga semester 5. Sekolah yang ingin mengikutsertakan siswanya di jalur SNMPTN, harus memenuhi persyaratan terkait jumlah siswa yang bisa mengikuti seleksi SNMPTN, yaitu: Sekolah akreditasi A,  40%  siswa  terbaik di sekolahnya, akreditasi B 25% dan akreditasi C 5%. 

  1. SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 

Untuk mendaftar di  SBMPTN,  syarat utamanya adalah nilai atau skor Ujian Tulis Berbasis Komputer  (UTBK). Jadi sebelum mendaftar jalur SBMPTN, siswa wajib mengikuti UTBK terlebih dahulu. 

  1. Jalur Mandiri

Beberapa PTN membuka jalur masuk melalui Seleksi Mandiri, Selain SNMPTN dan SBMPTN. Jalur ini diatur dan ditetapkan oleh masing-masing PTN secara independen. Tentunya setiap PTN akan berbeda-beda proses seleksinya. Calon mahasiswa harus aktif mencari informasi secara  detail di website resmi PTN yang akan dituju. 

  1. Sekolah Tinggi Kedinasan

Sekolah Tinggi Kedinasan,  menawarkan ikatan dinas bagi para lulusannya. Artinya, setelah lulus dari Sekolah Kedinasan, bisa langsung bekerja dan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sekolah Kedinasan banyak diminati, karena gratis dan lulusannya tidak perlu repot-repot untuk mencari pekerjaan. 

  1. SNMPN 

SNMPN ( Seleksi Nasional Masuk Politeknik Negeri),  adalah seleksi jalur undangan khusus perguruan tinggi bidang vokasi atau politeknik. Jenjang pendidikan disini adalah pendidikan Diploma ( D3 dan D4).  Pendidikannya lebih fokus untuk mengajarkan keterampilan dan ilmu-ilmu terapan melalui praktik. 

  1. PTKIN

    PTKIN, adalah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri, yang berada di bawah   naungan dari Kementerian Agama RI, meliputi UIN atau Universitas Islam Negeri IAIN, Institut Agama Islam Negeri STAIN dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri.  

7. SMMPTN- Barat 

         SMMPTN-Barat, merupakan jalur seleksi mandiri PTN wilayah barat Indonesia yang diikuti 25 PTN yang tergabung dalam program SMMPTN- Barat.

 

Setelah memahami jalur masuk PTN, tidak kalah pentingnya adalah persiapan yang berasal dari sendiri. Persiapan yang harus dilakukan jika ingin diterima di kampus idaman, antara lain: 

  1. Persiapkan Sejak Awal. 

       Persiapan untuk bisa diterima di Kampus yang diidamkan, tidak bisa dilakukan secara       instan hanya pada kelas XII saja. Persiapan dimulai sejak kelas X, dengan belajar yang serius,  agar memperoleh nilai yang bagus, juga untuk memahami materi setiap pelajaran. Jika dirasa masih kurang bisa ditambah dengan mengikuti bimbingan belajar. 

  1. Kenali Kemampuan Diri

Pahami bakat, minat dan kemampuan akademis.  Memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri  sendiri. Tentukan pilihan jurusan dan kampus yang dituju  setelah memahami diri sendiri, agar tidak menyesal.

  1. Perbanyak Latihan Soal. 

Mereka  yang gagal diterima di PTN, bukan berarti dia tidak pandai.  Adakalanya  karena grogi saat mengerjakan soal tes. Kesiapan mental sangat dibutuhkan  saat menghadapi ujian. Biasakan dengan sering latihan mengerjakan berbagai bentuk soal atau mengikuti tray out. Semakin sering mengikuti tray out sebagai latihan, akan berdampak pada kepercayaan diri yang meningkat. 

Ketika upaya sudah dilakukan secara maksimal, untaian doapun tak pernah putus, namum hasil tak sesuai harapan, itulah takdir. Sedih dan kecewa itu wajar, menangis juga bisa dimaklumi.  Kegagalan dalam kehidupan  meski tidak diinginkan, pasti ada hikmah di balik kegagalan. Bisa jadi kegagalan yang dialami saat ini, adalah awal dari kesuksesan. Perjalanan masih panjang. Selagi masih ada usaha, disitu ada harapan. Nantinya bakal menyadari ada rencana yang lebih indah, dari Sang Pemilik kehidupan,  dan bersyukur pernah gagal.

Manusia hanya dapat berencana dan mengusahakannya, namun hasil tetaplah Tuhan yang memutuskan. Tetap semangat, pantang menyerah. Maka hasil kerja keras, mempersiapkan diri  secara maksimal, tidak akan sia-sia. Janganlah berhenti ketika lelah, tetapi berhentilah jika sudah selesai. Semoga sukses.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement