Jumat 11 Mar 2022 16:37 WIB

Indodax Imbau Masyarakat Tak Mudah Terpengaruh Investasi Ilegal

Banyak investor aset kripto yang tidak mengukur risiko dan menggunakan uang panas.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
CEO Indodax Oscar Darmawan. Indodax imbau masyarakat tak terpengaruh platform investasi ilegal.
Foto: https://m.facebook.com/indodax
CEO Indodax Oscar Darmawan. Indodax imbau masyarakat tak terpengaruh platform investasi ilegal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Executive Officer (CEO) Indodax Oscar Darmawan mengimbau masyarakat tak mudah terpengaruh dengan platform investasi ilegal yang menjanjikan keuntungan secara instan dan fantastis.

Menurut Oscar, investasi pada dasarnya bertujuan sebagai pelindung nilai aset dengan cara ditukarkan kepada aset lain, bukan mencari keuntungan dari modal kecil dan mendapatkan hasil yang sangat besar dengan cepat. "Untuk itu perlu dipahami bagaimana memilih investasi yang benar," ujar Oscar dalam keterangan di Jakarta, Jumat (11/3/2022).

Baca Juga

Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan, total kerugian masyarakat akibat investasi bodong sudah mencapai lebih dari Rp 177 triliun dalam kurun waktu 10 tahun. Menurut Oscar, cara menentukan investasi yang baik dan benar adalah dengan memilih platform investasi yang resmi dan memilih produk investasi yang dikenali dan juga dimengerti.

Sebagai investor, lanjutnya, investasi harus dicocokkan dengan profil risiko masing-masing. Investor perlu sabar, berkomitmen, dan tetap tenang ketika pasar sedang merah karena fluktuasi.

"Intinya, do your own research sebelum berinvestasi," ujarnya.

Oscar menambahkan, untuk menghindari terjebak pada platform tidak berizin, investor perlu mencari tahu terlebih dahulu mengenai platform investasi mana saja yang berizin resmi dari pemerintah.

Untuk aset kripto, pengawasannya berada di bawah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Indodax merupakan platform jual beli aset kripto yang resmi karena telah mendapatkan legalitas dari Bappebti, merupakan anggota dari Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI), serta memiliki tiga sertifikasi ISO.

Sebagai pelaku industri kripto, Oscar acap kali menemukan para investor pemula yang langsung terjun berinvestasi di kripto tanpa melihat kadar risiko masing-masing dan tidak mempelajari terlebih dahulu apa itu kripto. Banyak sekali ia temukan investor kripto yang berharap keuntungan besar dan cepat, bahkan sampai menggunakan 'uang panas' untuk membeli kripto dengan harapan bisa mendulang keuntungan secara cepat.

"Ketika pasar sedang merah mereka panik. Karena ya itu tadi, tidak menggunakan uang dingin," ujarnya.

Padahal, Oscar menilai justru momen momen pasar "merah" itu bisa dimanfaatkan untuk menambah portofolio investasi. Nantinya, portofolio itu bisa dijual kembali ketika pasar sedang "hijau" sehingga bisa mendulang profit dari sana.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement