Jumat 11 Mar 2022 16:08 WIB

Gapki: Produksi Minyak Sawit Selama Januari 2022 Turun

Turunnya produksi minyak sawit pada Januari 2022 merupakan pola musiman.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menaikkan buah kelapa sawit yang baru panen di kawasan perkebunan sawit di Desa Berkat, Bodong-Bodong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (10/3/2022). Harga buah tandan segar (BTS) kelapa sawit nasional saat ini berada di level terendah di Papua Barat sebesar Rp2.756,73 per kilogram dan tertinggi di Sumatera Barat sebesar Rp3.733,02 per kilogram dan diprediksi akan naik terkait konflik Rusia dan Ukraina.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Pekerja menaikkan buah kelapa sawit yang baru panen di kawasan perkebunan sawit di Desa Berkat, Bodong-Bodong, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Kamis (10/3/2022). Harga buah tandan segar (BTS) kelapa sawit nasional saat ini berada di level terendah di Papua Barat sebesar Rp2.756,73 per kilogram dan tertinggi di Sumatera Barat sebesar Rp3.733,02 per kilogram dan diprediksi akan naik terkait konflik Rusia dan Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyampaikan terjadi penurunan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) serta minyak inti sawit (palm kernel oil/PKO) sepanjang Januari 2022. Seiring dengan penurunan produksi, terdapat penurunan ekspor.

Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono, mengatakan, produksi CPO pada Januari 2022 diperkirakan sekitar 3,86 juta ton, turun sekitar 3 persen dari produksi Desember 2021. Adapun, produksi PKO mencapai 365 ribu ton atau turun 3,9 persen dari bulan sebelumnya.

Baca Juga

"Turunnya produksi di bulan Januari 2022 merupakan pola musiman, namun penurunan produksi CPO dari Desember 2021 ke Januari 2022 yang sebesar 3 persen jauh lebih rendah dari penurunan musiman tahun lalu dari Desember 2020 ke Januari 2021 yang mencapai 7 persen," kata Mukti dalam Siaran Pers Gapki, Jumat (11/3/2022).

Adapun, impor produk minyak sawit Januari 2022 mencapai 5,1 ribu ton yang berasal dari Malaysia sebanyak 4,8 ribu ton dalam bentuk oleokimia dan 316 ton dalam bentuk PFAD. Dengan stok akhir Desember 202 sebesar 4,12 juta ton, maka tersedia pasokan sebesar 8,36 juta ton pada bulan Januari lalu.

Sementara itu, total konsumsi minyak sawit domestik selama Januari 2022 mencapai 1,5 juta ton, turun 9,6 persen dari total konsumsi bulan Desember 2021 yang mencapai 1,66 juta ton.

Konsumsi paling besar untuk biodiesel mencapai 732 ribu ton. Kemudian diikuti untuk konsumsi industri pangan 591 ribu ton dan oleokimia 183 ribu ton. Mukti mengatakan, konsumsi sawit untuk biodiesel yang melampaui untuk kebutuhan pangan sudah terjadi sejak November 2021.

Adapun untuk kinerja ekspor sawit di bulan yang sama sebanyak 2,17 juta ton. Volume ekspor tersebut turun 11,4 persen dari Desember 2021 juga turun 23,8 persen dari capaian ekspor bulan Januari 2021 lalu.

"Penurunan ekspor di bulan Januari dari Desember merupakan pola musiman. Tapi kali ini juga diperkirakan karena produksi yang sangat terbatas dan harga yang sangat tinggi," katanya.

Mukti menuturkan, penurunan ekspor terbesar yakni untuk tujuan China yang mencapai 149 ribu ton, Pakistan turun 108 ribu ton. Sementara kenaikan yang cukup besar yakni ke India sebesar 97 ribu ton.

"Dengan tingkat produksi, impor, konsumsi dan ekspor, maka stok CPO dan PKO pada akhir Januari 2022 sebanyak 4,67 juta ton dari awal Januari sekitar 4,12 juta ton," ujar Mukti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement