Jumat 11 Mar 2022 13:12 WIB

UNS Beri Penghargaan Menkeu Terkait Kebijakan Fiskal Berkeadilan

Menurut Sri Mulyani, 2019-2022 merupakan periode yang berat bagi bangsa Indonesia.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan penghargaan Parasamya Anugraha Dharma Bhakti Upa Bhaksana kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada acara Dies Natalis ke-46. Rektor UNS Jamal Wiwoho mengatakan, penghargaan itu diberikan kepada Sri Mulyani atas sumbangan luar biasanya dalam pembuatan dan penerapan kebijakan fiskal yang berkeadilan.

"Selain itu juga dalam dalam penanganan pandemi Covid-19," kata Jamal pada Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS di Kota Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022).

Dia mengatakan, pada 2019-2022 merupakan periode yang berat bagi bangsa Indonesia. Salah satunya, karena kondisi perekonomian yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Menurut Jamal, Sri Mulyani menjadi nakhoda yang tangguh di tengah badai krisis.

"Pada Februari lalu (Menkeu) menyatakan bahwa sejumlah sektor usaha yang terdampak pandemi Covid-19 saat ini masih berusaha survive (bertahan). UMKM kita masih membutuhkan adaptasi ekosistem ekonomi digital," kata Jamal.

Baca juga : Putin Resmi Larang Ekspor 200 Lebih Produk Rusia

Dia mengemukakan, saat ini yang perlu dipikirkan dan dilakukan adalah bagaimana berinovasi dan menghimpun modal sosial untuk secara bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi nasional. Dalam upaya mendukung pemulihan ekonomi, menurut Jamal, UNS berkolaborasi dengan Solo Technopark (STP) membangun ruang pendidikan terapan dan membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyatakan, optimistis perekonomian nasional bisa segera pulih. "Kita melihat pemulihan sedang terjadi saat ini dan Indonesia sedang kembali ke track menuju tujuan dan cita-cita pembangunan," katanya saat menyampaikan orasi ilmiah.

Sri menuturkan, pandemi Covid-19 merupakan kejadian luar biasa, menyebabkan hampir setengah miliar orang terinfeksi virus dan lebih dari enam juta orang meninggal dunia. Dia menyebut, semua negara berjuang untuk mengendalikan pandemi, termasuk Indonesia yang angka kasusnya sudah mendekati enam juta.

Sri mengatakan, Indonesia berada di peringkat 153 dari 222 negara dalam angka kasus dan peringkat 122 dari 222 negara dalam angka kematian. "Peringkat Indonesia yang sangat baik dibandingkan negara lain, tidak dipungkiri menggambarkan kualitas manajemen penanganan dan kepemimpinan nasional dalam penanganan pandemi," katanya.

Baca juga : Yuk Jaga Kode OTP Biar Nggak Kena Jebakan si Tukang Tipu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement