Jumat 11 Mar 2022 07:11 WIB

Risiko Kredit Terjaga, Bank Jago Cetak Laba di 2021

Kolaborasi membuat penyaluran kredit Bank Jago bisa tumbuh cepat dan efektif

Logo Bank Jago
Foto: www.jago.com
Logo Bank Jago

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah dua tahun bertransformasi menjadi bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem, PT Bank Jago Tbk berhasil membukukan kinerja positif yang solid pada 2021. Fokus terhadap segmen ritel (consumer), mass market, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bank Jago berhasil meraih laba pada 2021.

Pencapaian ini ditopang oleh pertumbuhan kredit yang solid dan efisiensi biaya dengan tetap menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang rendah. Penyaluran kredit hingga akhir 2021 mencapai Rp 5,37 triliun, meningkat 491 persen dari akhir 2020 sebesar Rp 908 miliar.

Baca Juga

“Kami berangkat dari baseline yang rendah sehingga persentase kenaikannya terlihat sangat tinggi. Di sisi lain model bisnis yang tepat dan kolaborasi dengan ekosistem digital membuat penyaluran kredit lebih signifikan,” ujar Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar, dalam siaran persnya, Jumat (11/3/2022).

Selama 2021 Bank Jago telah berkolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan (partnership lending). Hal ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan super app Gojek, aplikasi reksadana online Bibit, dan platform trading online Stockbit.

Kolaborasi membuat ekspansi bisa dilakukan secara cepat, efisien, dan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang berada di level 0,6 persen.

“Kolaborasi merupakan cara kami dalam melayani nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah serta masyarakat luas dan ritel secara efektif dan cepat. Melalui pembiayaan ini, kami ingin berkontribusi dalam pemulihan ekonomi akibat pandemi,” kata Kharim.

photo
Pertumbuhan kredit yang tinggi Bank Jago mendorong pendapatan bunga meningkat 624 persen menjadi Rp 652 miliar. - (Bank Jago)

Pertumbuhan kredit yang tinggi mendorong pendapatan bunga meningkat 624 persen menjadi Rp 652 miliar. Sementara itu beban bunga terkerek 147 persen menjadi Rp 63 miliar. Dengan demikian pendapatan bunga bersih tercatat Rp 590 miliar atau tumbuh 812 persen. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 7,4 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,7 persen.

Tidak hanya pendapatan bunga bersih, Bank Jago juga meraih fee based income sebesar Rp 56 miliar, tumbuh hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

photo
Total dana pihak ketiga (DPK) Bank Jago pada akhir 2021 mencapai Rp 3,68 triliun. - (Bank Jago)

Kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari kehadiran aplikasi Jago yang diluncurkan pada April 2021. Dengan jumlah nasabah funding mencapai 1,4 juta orang, total dana pihak ketiga (DPK) pada akhir 2021 mencapai Rp3,68 triliun, meningkat 357 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Berkat aplikasi Jago, dana murah atau current account savings account (CASA) yang dihimpun mencapai Rp 1,68 triliun, meningkat 667 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, deposito meningkat 242 persen menjadi Rp 2 triliun.

Pencapaian ini membuat porsi CASA terhadap total DPK meningkat, dari 27,2 persen pada akhir 2020 menjadi 45,6 persen pada akhir 2021. Sebaliknya, porsi deposito menyusut dari 72,8 persen pada akhir 2020 menjadi 54,4 persen pada akhir 2021.

“Peningkatan dana murah merupakan hasil dari penerimaan publik terhadap aplikasi Jago sebagai solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan. Kami percaya pengelolaan keuangan harus memiliki prinsip sederhana, kolaboratif, dan inovatif,” ujar Kharim.

Pertumbuhan kredit yang agresif, rasio NPL di level rendah, dan struktur biaya dana yang membaik berdampak positif pada perolehan laba bersih sebelum pajak (net profit before tax/NPBT) sebesar Rp 9 miliar. Sementara itu laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) sebesar Rp 86 miliar.

“Pencapaian laba pada 2021 merupakan permulaan dari bisnis Bank Jago. Dengan pondasi yang telah kami bangun dalam dua tahun ini, kami percaya pertumbuhan ke depan akan semakin solid dan cepat,” ujar Kharim.

Hingga akhir 2021 Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp 12,31 triliun, tumbuh 465 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 170 persen, yang mencerminkan modal yang kuat untuk mendukung ekspansi tahun-tahun mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement