Kamis 10 Mar 2022 21:08 WIB

Polisi Imbau Pesepeda tak Simpan HP di Saku Belakang, Rawan Dijambret

Aksi penjambretan terhadap pesepeda viral di medsos setelah diunggah Dokter Tirta.

Polisi mengimbau masyarakat, khususnya pesepeda, agar tidak menyimpan telepon genggam di saku belakang. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya penjambretan saat sedang bersepeda. (ilustrasi)
Foto: Republika
Polisi mengimbau masyarakat, khususnya pesepeda, agar tidak menyimpan telepon genggam di saku belakang. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya penjambretan saat sedang bersepeda. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi mengimbau masyarakat, khususnya pesepeda, agar tidak menyimpan telepon genggam di saku belakang. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya penjambretan saat sedang bersepeda.

"Dengan melihat modus-modus operandi pelaku kejahatan, khususnya pencurian dengan pemberatan terhadap korban komunitas sepeda ini, selalu sama, mengambil handphone yang ada di (saku) belakang," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Polisi Hengki Haryadi, dalam konferensi pers terkait aksi penjambretan di Polres Metro Jakata Pusat, Kamis (10/3/2022).

Baca Juga

Hengki menjelaskan, modus yang digunakan tersangka pelaku jambret memiliki pola yang sama. Umumnya, para pelaku selalu mengamati pesepeda yang menyimpan telepon genggam (HP) di kantong belakang, kemudian mengintai hingga mendapat kesempatan yang tepat untuk mengambil telepon genggam tersebut.

Terkadang, korban pesepeda mengalami luka parah atau dampak fatal lainnya karena terjatuh saat berkecepatan tinggi lalu dijambret. "Oleh karena itu, kita imbau kepada masyarakat bagaimana kita menghindari kejahatan, untuk tidak lagi menyimpan HP di kantong belakang, karena ini rawan pencurian," kata Hengki.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan, menjelaskan, kronologi penjambretan terhadap korban pesepeda yang melintas di jalan layang (fly over) dekat TVRI pada 2 Maret lalu. Kedua tersangka adalah NJ alias N (32 tahun) berperan sebagai joki yang menjadi pembonceng tersangka lainnya, yaitu HS alias B (32 tahun) yang berperan sebagai pemetik telepon genggam korban atau yang dibonceng.

Sebelum melakukan aksinya, tersangka sudah melihat korban yang bersepeda menyimpan telepon genggamnya di bagian belakang baju. "Ini digunakan korban untuk menaruh handphone-nya, inilah yang mencoba diambil tersangka," kata Zulpan.

Namun, tersangka tidak berhasil mengambil HP korban karena diteriaki oleh saksi seorang fotografer yang berada di TKP. Dari foto-foto yang berhasil ditangkap oleh sang fotografer, aksi penjambretan itu pun viral di media sosial setelah diunggah oleh influencer Dokter Tirta.

Melalui akun Instagram-nya, Dokter Tirta mengunggah sejumlah foto yang menangkap aksi penjambretan dengan sasaran korban pesepeda di jalan layang Senayan dekat TVRI. "Senin 2 hari lalu mereka beraksi d area dalkot-sudirman dan bekasi skrng di area tvri," tulis Dokter Tirta dalam akunnya.

Dalam keterangan foto, Dokter Tirta menuliskan bahwa modus yang digunakan penjambret adalah berkeliling mengikuti sasaran, mengambil telepon genggam korban yang disimpan di belakang baju (jersey).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement